Bupati Jembrana I Nengah Tamba (BP/Ist)

NEGARA, BALIPOST.com – Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengaku sepakat ada yang tidak baik-baik saja dengan hutan di Jembrana, khususnya di Mendoyo. Hal ini, setelah adanya banjir bandang yang terjadi pada Senin (17/10).

Banjir menyebabkan lumpuhnya jalan Denpasar-Gilimanuk via Mendoyo dan rusaknya puluhan rumah warga serta infrastruktur. Bahkan, satu korban jiwa dilaporkan karena banjir ini.

Melihat fakta di lapangan banyaknya kayu yang hanyut dari hutan, dengan kondisi kayu besar tanpa kulit, akar dan batang, ada indikasi pembabatan hutan. Kayu-kayu itu bukan tebangan baru, tapi tebangan dua tiga tahun lalu.

Baca juga:  Pagar Pembatas SDN 2 Gitgit Ambrol, Rumah Warga Tertimbun Material

Karena itu Bupati mengaku akan mengumpulkan seluruh kelompok yang sudah mendapatkan izin pengelolaan industri termasuk pihak pemangku kehutanan, KPH Bali Barat. “Saya minta nanti kepada seluruh kelompok itu untuk membuat surat pernyataan, sanggup menjaga, melindungi, melestarikan hutan. Bilamana tidak dilaksanakan, maka hak pengelolaan hutan (HPH) akan kita cabut, kita usulkan ke provinsi,” kata Tamba.

Ia melihat dari beberapa kejadian banjir dari sekian banyak aliran sungai di Jembrana, ada kasus yang berulang terjadi banjir disertai dengan kayu-kayu dari hulu dan bantaran sungai ikut terbawa arus. Salah satunya di Biluk Poh ini. “Di Mendoyo yang menjadi problem, ini kita akan tekankan pada kelompok pengelola hutan,” tambahnya.

Baca juga:  Bangli Belum Berlakukan Kenaikan Tarif Retribusi Sampah

Bupati Jembrana juga sudah berkoordinasi dengan Gubernur Bali Wayan Koster bagaimana menjaga hutan ke depan. Terlebih saat ini visi Gubernur dan Bupati sama yakni, menjaga hutan (Wana Kerthi). (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN