JAKARTA, BALIPOST.com – Sebanyak 18.030 personel gabungan disiapkan untuk mengamankan para kepala negara dan setingkat kepala negara dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 15-16 November di Bali. Demikian dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa, dalam Konferensi Pers #G20Updates, dipantau dari kanal YouTube Kemkominfo TV, di Jakarta, Kamis (20/10).
“Secara umum, personel yang kami siapkan, jadi sesuai tugas kami sebagai pengaman-pengaman VVIP, maka kami menyiapkan total itu sekitar 18.030 personel,” kata Andika, dikutip dari kantor berita Antara.
Rincian dari jumlah personel tersebut, yakni sekitar 3.200 personel dari Polri, 492 personel dari institusi lain, dan sekitar 14.300 personel dari TNI.
Andika menjelaskan bahwa terdapat macam-macam satuan tugas (satgas) dalam rangka pengamanan G20, seperti satgas pengamanan VVIP yang bertugas menempel ke kepala negara. “Kami siapkan sampai dengan 42 (kepala negara). Ini untuk menjaga segala kemungkinan. Apabila semuanya hadir, maka kami siap, karena persiapan itu tidak bisa mendadak. Jadi, dari jauh-jauh hari kami sudah menyiapkan paket pengamanan untuk 42 kepala negara atau setingkat kepala negara,” tutur Andika.
Selain menyiapkan personel untuk melakukan pengamanan terhadap kepala negara, Andika mengatakan bahwa pihaknya juga telah berkomunikasi dengan masing-masing negara tamu yang akan membawa pasukan pengamanan tersendiri untuk kepala negara masing-masing. “Tiap-tiap negara ini mereka juga punya tim pengaman sendiri. Ada yang melekat dengan kepala negaranya, seperti paspampres (pasukan pengamanan presiden). Itu semua kami akomodasi,” ucapnya.
Andika menginginkan agar para kepala negara dapat hadir di Bali dengan perasaan yang nyaman dan yakin dengan pengamanan yang diperoleh. “Mereka kan juga punya SOP maupun kebutuhan-kebutuhan yang spesifik, yang mungkin tidak standar, dan itu yang saya pastikan sejauh ini,” kata Andika.
G20 merupakan forum global yang beranggotakan 19 negara dan satu kawasan dengan kontribusi 80 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) dunia, 75 persen perdagangan internasional, dan 60 persen populasi dunia. (Kmb/Balipost)