Prof. Dr. dr. Nyoman Kertia, SpPD-KR, FINASIM yang merupakan Guru Besar Universitas Gadjah Mada, bersama istri, Ir. Ni Made Lilis Martini Dewi telah embas menjadi seorang sulinggih pada Sabtu (22/10). (BP/Istimewa)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Prof. Dr. dr. Nyoman Kertia, SpPD-KR, FINASIM yang merupakan Guru Besar Universitas Gadjah Mada, bersama istri, Ir. Ni Made Lilis Martini Dewi telah embas menjadi seorang sulinggih pada Sabtu (22/10). Pelaksanaan upacara Diksa-Apudgala bertepatan dengana Hari Raya Saraswati yang dirayakan umat Hindu di Indonesia sebagai upacara perayaan turunnya ilmu pengetahuan.

Setelah menjadi sulinggih, Prof. Kertia bergelar Ida Shri Bhagawan Dalem Acarya Maha Kerti Wira Jagad Manik/ Ida Shri Bhagawan Dalem Acarya Maha Kerti Wira Patni Jagad Manik. Saat ini, Ida Shri Bhagawan merupakan satu-satunya guru besar aktif di Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedoteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM.

Baca juga:  Jalan Licin, Truk Terperosok ke Pematang Sawah

Dikutip dari rilisnya, Prof. Kertia mengungkapkan sudah menjadi panggilan niskala untuk meningkatkann kesucian diri sebagai seorang sulinggih. Ia punya misi mulia yaitu memayungi dunia ini oleh dharma sehingga tercapai kesucian, kesejahteraan dan kedamaian yg menjadi idam idaman semua makhluk.

“Saat ini begitu banyak gangguan yang mengakibatkan kedamaian dan perdamaian tampak menjauh. Hubungan manusia dengan alam tidak harmonis sehingga terjadi bencana alam di mana-mana. Hubungan antarmanusia tidak harmonis sehingga muncul radikalisme, peperangan dan lain-lain. Hubungan manusia dengan Tuhan tidak harmonis sehingga banyak masyarakat yang stress bahkan sakit jiwa. Padahal dalam ajaran Hindu sudah sangat jelas lengkap dan gamblang apa yang disebut Tri Hita Karana sebagai dasar kesejahteraan dan perdamaian dunia,” demikian nasehat Ida Shri Bhagawan.

Baca juga:  Dari Kapolda "Warning" Ormas hingga Bupati Sedana Arta Sebut Konyol

Selain tugas di UGM, saat ini Prof. Kertia merupakan anggota governing board dari Asian Conference of Religian for Peace, suatu perkumpulan tokoh-tokoh agama di Asia dalam mengusakakan perdamaian. Ida Shri Bhagawan merupakan satu-satunya orang Hindu dari Indonesia yang duduk di organisasi ini.

Ia juga sebagai Ketua Gita Santih Nusantara suatu organisasi internasional lintas agama untuk mengusahakan perdamaian. Selain itu, menjabat sebagai penasehat Gotra Pengusada Provinsi Bali, organisasi yang bertujuan memperkuat posisi pengobatan tradisional di Bali.

Baca juga:  Diduga Terseret Arus Bendungan Titab-Ularan, Pencari Ikan Tewas

Upacara madiksa diselenggarakan di Pasraman Geria Ratu Manik, Desa Pancasari, Kabupaten Buleleng dan dihadiri Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra, Koordinator Staf Khusus Presiden RI, AAGN Ari Dwipayana, anggota DPD Dapil Bali, Arya Wedakarna. Hadir pula Ketua PHDI Bali, I Nyoman Kenak, Ketua Pasemetonan Nararya Dalem Benculuk Tegeh Kori, para manggala pemerintahan dan manggala keagamaan di Bali, Buleleng dan Sleman, Yogyakarta

Sebagai guru napak adalah Ida Shri Bhagawan Nabe Istri Laksmi Ratu Manik, guru waktra Ida Nabe Shri Bhagawan Isa Wira Satyam dan guru saksi Ida Pandita Shri Bhagawan Yogiswara Dwijaputra Wiswananda. (kmb/balipost)

BAGIKAN