Aparat kepolisian mengamankan wanita yang membawa senpi mencoba menerobos Istana Merdeka, Selasa (25/10). (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Menanggapi adanya insiden perempuan menerobos Istana Presiden dengan membawa senjata api jenis FN pada Selasa (25/10) pukul 07.00 WIB, Komandan Paspampres Marsda TNI Wahju Hidajat Soedjatmiko menjelaskan kronologi penangkapan. Ia mengatakan bahwa perempuan tersebut telah diserahkan kepada pihak kepolisian untuk penanganan lebih lanjut.

Wahju, dikutip dari situs Setkab.go.id, mengatakan bahwa peristiwa ini bukan upaya penerobosan ke Istana Kepresidenan. Namun, bermula dari kewaspadaan seorang anggota Paspampres yang melihat seorang perempuan dengan tingkah laku mencurigakan.

Baca juga:  Ramadan dan Idul Fitri, PLN Siagakan Ribuan Posko dan Puluhan Ribu Personel

Perempuan tersebut berdiri di dekat pos utama Paspampres di depan Istana Merdeka, berada dekat lampu lalu lintas. “Jadi perempuan tersebut tidak menerobos Istana. Tapi justru berawal dari kewaspadaan anggota kami (Paspampres) yang langsung menghampiri perempuan tersebut dan perempuan tersebut langsung mengacungkan senjata ke arah anggota (Paspampres),” ucap Wahju.

Melihat kondisi seperti itu, anggota Paspampres langsung mengambil senjata api yang ditodongkan. Wanita itu diserahkan ke anggota Polisi Lalu Lintas yang sedang bertugas di depan Istana.

Baca juga:  AP I Gelar Earth Hour di 13 Bandara, Ini Titik Lampu yang Dipadamkan

“Saat ini perempuan tersebut sudah berada di Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan. Untuk lebih lanjut silakan ditanyakan kepada Polda Metro Jaya,” kata Wahju. (kmb/balipost)

BAGIKAN