Sampah kiriman di kawasan Pantai Kuta, mulai dibersihkan, Rabu (26/10/2022). (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Sampah kiriman di kawasan Pantai Kuta, mulai dibersihkan, Rabu (26/10). Dari pantauan di lokasi, sebanyak 3 kendaraan loader dikerahkan pihak DLHK Badung, untuk membersihkan batang kayu dan ranting yang memenuhi Pantai Kuta.

Sampah yang dibersihkan ini, kemudian dikumpulkan sementara di Stop Over ( STO) depan Setra Asam Celagi, sebelum nantinya dipindahkan menuju lokasi pembuangan. Sementara itu, untuk batang kayu yang berukuran besar, penanganan dilakukan oleh DLHK Badung dengan memotong menjadi ukuran kecil agar mudah dipindahkan.

Terkait penanganan sampah kiriman ini, Koordinator Evakuasi Dini Sampah Laut (Desalut) DLHK Badung, I Made Gde Dwipayana, mengatakan, ada sejumlah kendala yang dihadapi petugas. Selain kendala faktor pasang air laut yang masih tinggi, kondisi abrasi yang cukup parah juga mempersempit area penanganan serta pergerakan kendaraan.

Baca juga:  Tahun Lalu Diresmikan, Begini Kondisi Dua Gedung Baru di Puspem Badung

Bahkan kata dia, dengan adanya proyek penataan pantai Samigita, loading alat menuju pantai juga sedikit terkendala. Selain itu, lokasi pembuangan akhir dari sampah ini juga menjadi kendala.

Saat ini, baru bisa membawa sampah ini ke TPST Samtaku Jimbaran. Sejak awal kemunculan sampah kiriman ini, total sudah ada sebanyak 20 truk sampah pantai yang dikirim ke sana. “Kendala kami di lapangan, selain space pantai yang berkurang akibat abrasi dan adanya proyek penataan pantai Samigita, kita juga terkendala di tempat pembuangan akhir,” katanya, Rabu (26/10).

Nantinya, dengan melihat kondisi sampah kiriman yang belum mencapai puncaknya, pihaknya telah berkoordinasi dengan desa adat atau pengelola pantai terkait, untuk menyiapkan lahan kosong. Koordinasi ini dilakukan supaya nantinya sampah yang dikumpulkan di masing-masing pantai. “Untuk desa adat yang memiliki pantai, sudah kami ajak berkoordinasi agar menyiapkan lahan kosong sebagai tempat membuang sampah pantai ini,” ucapnya.

Baca juga:  Peringati HUT RI ke-74, Bongkasa Pertiwi Ajak #BijakBerplastik

Sampah kiriman sudah muncul sejak 6 Oktober 2022. Namun sampah itu pertama kali muncul di daerah utara pantai barat Kabupaten Badung, yaitu pantai Cemagi, pantai Pererenan, pantai Berawa, pantai Batubelig, pantai Batu Bolong, dan pantai Petitenget.

Sementara untuk sampah kiriman di pantai Seminyak, Kuta dan Legian mulai muncul sejak Selasa ini. “Untuk di Samigita, memang yang paling parah dari tahun ke tahun memang di Pantai Kuta. Tapi di pantau utara hampir sama kondisinya. Biasanya saat musim sampah kiriman kecenderungan biasanya hampir merata kondisinya, itu sepanjang 16 Km pantai barat dari Pantai Cemagi sampai Jimbaran,” terangnya.

Diakuinya, kondisi sebaran sampah kiriman, tergantung dari kondisi angin dan arus laut. Namun penyebab utama hal itu dipengaruhi oleh faktor hujan di hulu dan banjir di hilir, yang kemudian membawa sampah ke laut.

Baca juga:  Langgar Sempadan Tebing, Proyek Vila di Pecatu Dihentikan

Kecenderungan sampah kiriman itu muncul sejak akhir November, atau pada saat awal musim hujan. Namun tahun ini, kondisinya lebih awal menepi 1 bulan mendahului yakni di Oktober. Sementara, puncak musim sampah kiriman di pantai barat biasanya terjadi pada bulan Desember-Januari dan mereda pada April.

Sejak awal kemunculan sampah kiriman tahun ini, pihaknya mengaku telah mengangkut sekitar 20 truk sampah yang setara dengan 40 ton. Sampah itu ada yang sudah diangkut dan ada yang masih dikumpulkan di STO sebanyak 25 truk atau 50 ton. Rata-rata sampah kiriman yang muncul di seluruh pantai barat mencapai 10 ton. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN