Tangkapan layar Talk show dalam Konferensi Maju Digital yang digelar GoTo, Kamis (27/10). (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com – Mengulang sukses pelaksanaan Konferensi Maju Digital (KMD) yang digelar pada 2021, GoTo kembali mengadakannya di tahun ini. Pelaksanaan KMD yang bertemakan “Transformasi Usaha Digital dan Ramah Lingkungan” ini berlangsung Kamis (27/10) secara hibrida, dalam jaringan dan luar jaringan.

Dalam konferensi pers yang dipantau secara virtual, Chief of Corporate Affairs GoTo, Nila Marita menjelaskan bahwa pertemuan pelaku UMKM yang diinisiasi pada tahun lalu itu mendapat respons sangat baik. Terbukti, pada tahun lalu terdapat 14 ribu pendaftar di konferensi dan kelas yang digelar. Selain itu, kegiatan yang digelar online itu juga ditonton sebanyak 125 ribu kali.

Menurut Group Head of Merchant Marketing Gojek & GoTo Financial, Bayu Ramadhan, kegiatan ini merupakan upaya mendorong kapasitas UMKM Indonesia untuk terus beradaptasi dan berkembang di era digital. Ia menyebut, tak hanya pertemuan yang digelar tahunan ini, GoTo juga menggelar Kelas Maju Digital secara reguler untuk membantu UMKM naik kelas.

Baca juga:  2018, Kontribusi Gojek ke Perekonomian Denpasar Capai Rp 1,9 Triliun

Ia menegaskan, pihaknya selalu memperkuat ekosistem GoTo dengan solusi yang beragam guna membuka peluang para UMKM dalam setiap fase pertumbuhan. Selain dalam bentuk produk, juga melakukan beragam program. Salah satunya website Mitra Usaha GoTo, situs yang menyediakan layanan untuk UMKM naik kelas.

“Kami percaya memperkuat UMKM adalah dengan penguatan ekosistem. Menghadapi situasi yang cukup sulit, harus bersama-sama. Ekosistem GoTo menghadirkan solusi untuk membantu UMKM,” jelasnya.

Ditambahkan VP of Seller Experience Tokopedia, Puput Hidayat dari data yang ada kontribusi GoTo bersama UMKM menyumbangkan 2 persen dari PDB Indonesia. Dikatakannya, GoTo memberikan panggung seluas-luasnya untuk UMKM berkembang dan menjadi pilihan masyarakat lewat beragam Kelas Maju Digital yang digelar. “Ini merupakan dorongan untuk kita terus berkembang,” ujarnya.

Baca juga:  Inisiatif "Hyperlocal" Bantu Usaha Fashion di Bali Berkembang

Ia juga menyampaikan dari data yang ada, financial technology (fintech) diprediksi akan terus berkembang di Indonesia. Potensi Fintech mencapai 17,8 miliar dolar pada 2020 dan diprediksi menjadi 70,1 miliar dolar di 2025.

Sementara itu, Rizky Arief Dwi, CEO and Founder HMNS yang merupakan salah satu UMKM di Tokopedia mengatakan lewat e-commerce ini pihaknya bisa mempelajari tren sehingga mengembangkan bisnisnya. “Terima kasih buat group GoTo yang memang kita pakai untuk mengembangkan usaha,” ujarnya.

Baca juga:  Polisi Tahan Ketua Panpel Arema FC

Ia mengungkapkan beragam promo-promo yang ditawarkan sangat membantu usahanya untuk berkembang. Sejauh ini, beragam kemudahan itu bisa memperluas jangkauan pihaknya dalam hal akses pasar.

Kondisi sama juga diakui Evan Petra, Pemilik Usaha Nasi Bogana Ny. An Lay yang merupakan salah satu mitra Gojek dan GoTo Financial. Diakui selama membangun usaha, tantangannya adalah mengembangkan usaha. Untungnya, ia tergabung dalam Komunitas Partner GoFood (Kompag) yang bisa membuat usahanya berkembang karena bisa bertukar pikiran dan berbagi pengalaman dengan sesama UMKM kuliner.

“Sejak 2017 ikutan GoFood, merasakan manfaat, terutama saat pandemi. Penjualan naik 4 sampai 5 kali lipat jika dibandingkan saat pertama kali masuk GoFood,” ungkapnya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN