MANGUPURA, BALIPOST.com – Air laut pasang sempat terjadi pada Sabtu (29/10) dini hari. Empasan ombak bercampur sampah ini mengakibatkan jalan setapak di kawasan Pantai Kuta sempat tertutup material sampah.
Pengunjung pun diminta waspada dan memperhatikan rambu larangan berenang untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. “Kondisi seperti ini tidak bisa diprediksi. Apalagi saat ini sudah memasuki musim hujan dan angin barat, tentu ini harus menjadi atensi,” kata Kepala UPT Balawista Kuta Ketut Ipel, Minggu (30/10).
Dia mengatakan, pada Sabtu lalu air laut sempat naik. Namun, kemarin kondisi ombak sudah mulai normal. Di masa saat ini, kondisi cuaca memang sulit diprediksi. Untuk itu, kepada para pengunjung pantai agar selalu mematuhi rambu-rambu larangan yang dipasang di sepanjang pantai. Apalagi saat ini banyak sampah kiriman berupa batang kayu dan bambu yang tajam. Tentu hal itu sangat membahayakan pengunjung yang akan beraktivitas di pantai.
Meski saat ini kondisi pantai mulai normal, namun pengunjung maupun masyarakat diharapkan tetap waspada karena cuaca masih belum stabil. Seperti minggu lalu, cuaca cukup ekstrem. Selain angin puting beliung yang mengakibatkan tenda di depan kantor balawista terbang, sampah kiriman juga mulai menyerbu pantai.
“Sejak seminggu terakhir, ombak memang tidak bersahabat untuk aktivitas selancar. Kami mengimbau agar tetap waspada mengingat kondisi cuaca masih belum normal,” ucapnya.
Untuk pengamanan di pantai, pihaknya telah rutin melakukan pengawasan serta pemasangan bendera larangan berenang. Pemasangan bendera ini juga disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Pasalnya, kondisi gelombang juga tidak tetap dan berpindah-pindah. “Dengan adanya sampah kiriman, kami mengimbau agar tidak melakukan aktivitas berselancar atau berenang. Pasalnya sampah kiriman berupa batang pohon dan bambu, sangat berbahaya,” bebernya.
Sementara itu, untuk membersihkan sampah yang terbawa ombak, pedagang pantai turun tangan bergotong royong melakukan pembersihan. (Yudi Karnaedi/balipost)