Sejumlah siswa menerima tirta usai sembahyang di SMPN 2 Tabanan. (BP/bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Kerauhan (kesurupan) dialami sejumlah siswa di SMPN 2 Tabanan. Bahkan, karena mengalami kerauhan ini, sekolah memutuskan siswa melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Kepala SMPN 2 Tabanan, Gusti Ayu Nyoman Kamayani, Spd.Mpd, Selasa (1/11) mengatakan ada 8 siswa yang kesurupan tiga pekan lalu. Pihaknya pun memutuskan PJJ selama 3 hari.

Namun, pada hari ini pembelajaran tatap muka (PTM) kembali dilakukan. Ia mengatakan bertepatan Tilem, 23 November 2022 akan digelar upacara Caru Manca Sato yang dipuput Ida Pedanda Griya Taman Sari.

Terkait kerauhan yang diterjadi, ia mengatakan tidak setiap hari, atau hanya di hari-hari tertentu menjelang rainan. Mereka mengalami gangguan, saat belajar atau selesai upacara di sekolah. Pihaknya mengatakan telah dilakukan pecaruan alit pada Senin (31/10).

Baca juga:  Usai Menari, Puluhan Penari Rejang Sandat Ratu Segara Kerauhan

Kini dengan telah dimulainya kembali pembelajaran tatap muka, pihak sekolah pun berusaha melakukan sejumlah upaya untuk mencegah kejadian ini terulang lagi. Salah satunya membantu meningkatkan imun siswa dengan berbagai kegiatan yang membuat hati senang, dengan harapan konsentrasi dalam belajar tidak terganggu mengingat kejadian (kerauhan) sebelumnya. “Kini sebelum mulai materi, mereka (siswa) diajak melakukan kegiatan yang membuat mereka senang dulu bisa dengan bernyanyi atau kegiatan (game) kecil untuk memfokuskan pikiran mereka agar tidak kemana-mana, jadi para guru harus punya kreativitas membuat siswanya senang dan bahagia dulu selama 5 menit barulah masuk ke materi pembelajaran, dan ini dilakukan tidak saja mengawali kelas, namun pergantian materi juga bisa,” jelasnya.

Baca juga:  Lanud I Gusti Ngurah Rai Sosialisasikan Penerimaan Siswa SMA Pradita Dirgantara

Termasuk juga upaya niskala, pihak sekolah mewajibkan siswa yang baru datang ke sekolah kecuali yang cuntaka, untuk bersembahyang di Padmasana sekolah yang kemudian dipercikkan air tirta yang dipendak dari Pura Dalem Desa Adat Kota Tabanan, mengingat lokasi sekolah masih merupakan wewidangan Pura Dalem. “Jadi setiap hari ada guru piket dan Osis yang stand by di Padmasana sekolah untuk memercikan tirta yang dipendak dari Pura Dalem ke siswa. Intinya memohon keselamatan agar selalu mendapatkan perlindungan,” ucapnya.

Bahkan pihak sekolah juga sudah melakukan koordinasi baik dengan Bendesa Adat Kota Tabanan, Pemangku Pura Dalem dan Ida Pedanda Griya Taman Sari untuk menggelar Caru Manca Sato agar alam semesta khususnya di lingkungan SMPN 2 Tabanan harmonis.

Baca juga:  Tari Kolosal Rejang Ratu Segara Raih Penghargaan Rekor Dunia

Terkait dengan kejadian di SMPN 2 Tabanan, Kepala Dinas Pendidikan Tabanan I Gusti Ngurah Darma Utama yang menyempatkan diri meninjau langsung kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah itu meminta agar pihak sekolah khususnya guru bisa tetap memperhatikan anak didiknya dengan baik. Tentang kejadian yang sifatnya niskala agar pihak sekolah juga melakukan kordinasi dengan para tokoh agama terkait dengan upacara apa yang semestinya dilakukan untuk bisa segera mengembalikan keharmonisasn di lingkungan sekolah. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN