Oleh Komang Kappa Tri Aryandono, S.IP
Era society 5.0 kita dihadapkan pada kondisi dimana terjadi perubahan skala besar (volatility), kesulitan melakukan prediksi secara akurat (uncertainty), kerumitan tantangan akibat faktor yang saling terkait (complexity), dan ketidakjelasan suatu kejadian dengan mata rantai akibatnya (ambiguity). Menghadapi era society 5.0 maka perlu dilakukan transformasi ASN secara menyeluruh.
Transformasi ini menuntut semua individu ASN berinovasi untuk meningkatkan kinerja organisasi. Tentu transformasi ini tidak bisa dilakukan ketika ASN masih bekerja secara biasa atau business as usual dengan rutinitas tanpa tantangan dan inovasi. Diperlukan terobosan baru dalam melakukan transformasi peran fungsi ASN menuju ASN yang profesional dan berdaya saing mengikuti pola perkembangan jaman.
Untuk menjawab tantangan tersebut diperlukan tiga hal penting yang harus dipersiapkan dan dimiliki setiap ASN dalam transformasi peran ASN; yaitu konwledge, mindset dan behavior. Pertama knowlegde hendaknya setiap ASN memiliki pengetahuan terkait tugas pokok dan fungsinya, serta memiliki kemampuan literasi data dan digital yang baik. Kedua mindset, perlunya mindset ASN adalah pelayan publik, sehingga dengan perubahan mindset tersebut maka akan menjadi respons yang tepat dalam menghadapi dunia yang berubah serba cepat. Ketiga behaviour, perlunya perubahan perilaku ASN dalam menciptakan budaya kerja yang tidak hanya baik, namun budaya kerja yang hebat untuk mencapai sararan dan tujuan organisasi, ASN yang kompeten akan menghasilkan pelayanan publik yang optimal. Ketiga hal tersebut sebagai core values ASN dalam menepis stigma negatif self oriented yang seakan melekat di diri ASN selama ini, bertransformasi menjadi ASN sebagai public servant, sosok teladan yang menjadi panutan bagi masyarakat penerima layanan.
Sedangkan agar fungsi ASN tetap sesuai dengan perkembangan jaman, maka ASN perlu memiliki kemampuan “super agility”. Super agility yang dimaksud adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan apapun (change agility), kemampuan bertahan dalam kondisi apapun (mental agility), kemampuan bekerja sama dengan siapapun (people agility), kemampuan memahami dan mempelajari hal baru dengan cepat (learning agility), dan kemampuan tetap berprestasi dalam kondisi apapun (result agility). ASN harus bersifat dinamis, siap menghadapi perubahan dan tidak alergi terhadap perubahan itu sendiri, mengingat ASN memiliki fungsi yang strategis sebagai pelaksana kebijakan dan pelayanan publik.
Pada dasarnya kompetensi yang dibutuhkan ASN dalam menghadapi era society 5.0 adalah kemampuan menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era revolusi industri 4.0 dan berpusat di teknologi informasi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Pandangan ini menekankan bahwa teknologi adalah sarana sedangkan manusia tetap menjadi komponen utama. Konsep ini dapat membangun tranformasi nilai baru pola pikir ASN yang komperehensif, holistik, dan sistematis, sehingga memiliki integritas yang tinggi dan profesional dalam memberikan kualitas pelayanan prima, mendukung terwujudnya good governance, penyelenggaraan pemerintahan yang baik, untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat.
Menghadapi era society 5.0, disrupsi digital, disrupsi generasi dan denyut perubahan yang setiap hari terus kita rasakan, mau tidak mau, suka tidak suka, perubahan-perubahan tersebut menuntut ASN untuk bertransformasi meninggalkan cara-cara kerja konvensional, melompat ke cara kerja baru yang adaptif, antisipatif dan inovatif. Transformasi ASN harus berjalan selaras dan terintegrasi guna menjawab tuntutan dan kebutuhan akan pelayanan publik dan birokrasi yang dinamis, efektif dan efisien.
Penulis, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Buleleng, Mahasiswa Magister Ilmu Manajemen Undiksha Singaraja.