Dokumentasi - Tangkapan layar Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam webinar bertajuk "Ancaman Resesi Global: Transisi Ekonomi Hijau di Persimpangan Jalan" secara daring di Jakarta, Senin (24/10/2022). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan puncak gelombang varian baru COVID-19 akan terjadi dalam satu hingga dua bulan ke depan. Hal ini disampaikannya berdasarkan tren kasus yang terjadi.

“Berdasarkan berbagai data yang telah kami amati dan berangkat dari trajectory kasus COVID-19 yang lalu, puncak gelombang berbagai varian baru ini diperkirakan akan terjadi pada satu hingga dua bulan ke depan,” katanya dalam unggahan terbaru di akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan yang dipantau di Jakarta, dikutip dari kantor berita Antara, Jumat (4/11).

Oleh karena itu, Luhut kembali menegaskan semua pihak untuk terus waspada dan cermat. Hal itu merujuk pada peningkatan kasus COVID-19 yang kembali meningkat hingga menyentuh angka 5.000 kasus dalam satu minggu terakhir.

Baca juga:  Lima Kabupaten/Kota Dominasi Tambahan, Puluhan Kasus COVID-19 Berasal dari Kabupaten Lain

Ia menyebut, khusus untuk wilayah Jawa Bali peningkatan kasus konfirmasi harian terlihat di seluruh Provinsi Jawa dan Bali. Selain itu peningkatan angka kematian utamanya di Jawa Tengah dan DIY juga naik cukup signifikan.

Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) itu menyebut pemerintah akan terus berkaca pada kasus dan pola COVID-19 di negara lain sebagai salah satu cara untuk memprediksi segala kemungkinan yang terjadi ke depan.

Baca juga:  Perumda Tirta Sanjiwani Alami Pemangkasan Anggaran, Terima Ribuan Keluhan Pelanggan

Pemerintah, lanjutnya, juga terus mengamati peningkatan kasus di beberapa negara yang juga menunjukkan adanya peningkatan perawatan di rumah sakit dan tingkat kematian yang lebih tinggi dibandingkan pertengahan tahun 2022. “Namun varian baru ini diprediksi akan tetap lebih rendah dibandingkan dengan awal tahun yakni puncak Omicron yang lalu,” katanya.

Luhut mengatakan dengan terjadinya peningkatan kasus yang menyentuh angka 5.000 kasus per hari, pemerintah menyiapkan berbagai langkah mitigasi untuk membendung terjadinya keparahan yang lebih dalam yang disebabkan oleh varian baru XBB tersebut.

Baca juga:  Terdampak Pandemi, PMI Asal Marga Kini Bertani Gondo

Upaya mitigasi meliputi peningkatan kembali capaian vaksinasi booster dan terus mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan utamanya penggunaan masker di ruang-ruang tertutup.

“Hari ini saya juga menegaskan kembali bahwa pemerintah akan terus menggunakan PPKM Level sebagai basis pengetatan kegiatan bagi masyarakat yang akan terus dilakukan evaluasinya,” katanya.

Ia pun kembali berpesan dan mengingatkan agar seluruh masyarakat untuk taat dan mematuhi protokol kesehatan. “Kelalaian dan kecerobohan sekecil apapun yang timbul nyatanya akan mengulang pengalaman kelam di masa lalu,” ungkap Luhut. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN