Pelaksanaan ngeroras di Desa Adat Manduang. (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Desa Adat Manduang, Kabupaten Klungkung mengakomodir aspirasi kramanya, yang berkeinginan menggelar upacara ngeroras. Pelaksanaannya pun sudah berjalan cukup lancar, bahkan dihadiri langsung Bupati Klungkung Nyoman Suwirta.

Melihat efektifnya pelaksanaan upacara ini dalam menjembatani kepentingan krama, Desa Adat Manduang pun akan terus menyempurnakannya. Bendesa Adat Manduang Nyoman Merta saat dihubungi Jumat (4/11) mengatakan pelaksanaan ngeroras bagi krama setempat ini berawal dari banyaknya krama setempat yang menanyakan prosesi ngeroras, setelah pelaksanaan ngaben.

Bendesa pun berinisiatif untuk memfasilitasinya, agar bisa terlaksana. Setelah dikoordinasikan dalam paruman prajuru setempat, juga disambut baik. “Dari pada setiap warga jalan sendiri-sendiri, kan lebih baik desa adat yang menggelar. Setelah ditindaklanjuti, justru yang ikut makin banyak, sampai 20 an. Selain ngeroras, juga ada yang mepandes 22 orang, petik rambut 3 orang, nuntun 3 orang hingga mejaya-jaya,” kata Bendesa Nyoman Merta.

Baca juga:  Bali Era Baru, Kembali ke Jati Diri Masyarakat Bali

Proses penyiapan sarana banten untuk upacara ngeroras dan lainnya ini, dibantu oleh Paiketan Serati Sanjiwani Desa Adat Manduang. Mereka adalah krama istri yang tergabung dalam serati banten, yang diberdayakan khusus oleh Desa Adat Manduang untuk ngayah, membantu setiap pelaksanaan panca yadnya yang dilangsungkan di desa adat setempat.

Sehingga, lewat kerja keras Serati Banten, koordinasi Prajuru Desa Adat Manduang dan krama setempat, pelaksanaan rangkaian upacara ini, berlangsung lancar, sejak persiapan pada 9 Oktober sampai puncaknya pada 12 Oktober lalu.

Baca juga:  Desa Adat Pohgading Rutin Gelar Upacara Metatah Massal

Pelaksanaannya dipusatkan di Banjar Kanginan Desa Adat Manduang, dihadiri langsung Bupati Klungkung Nyoman Suwirta. Krama setempat sangat antusias dengan pelaksanaan pengerorasan yang pertama kali dilakukan di Desa Adat Manduang ini. “Melihat pentingnya upacara ini, dan masukan dari krama, kami akan menyempurnakannya lagi. Nantinya, pelaksanaannya akan dilakukan dari proses ngaben atiwa-tiwa, dilanjutkan pengerorasan, ngelinggihang, hingga nuntun (nyegara-gunung). Agar kedepan pelaksanaannya lebih berkesinambungan,” tegasnya.

Nyoman Merta menambahkan, Desa Adat Manduang berkomitmen menyempurnakan pelaksanaannya agar dapat membantu krama, sejalan dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Maka, pihaknya berharap krama semakin sadar betapa pentingnya pelaksanaan upacara ini. Ke depan, upacara seperti bisa dilakukan di Desa Adat Manduang, karena pihaknya sudah siap memfasilitasi.

Baca juga:  Desa Adat Kesiman Perkuat Ekonomi untuk Jaga Budaya

Sehingga, upacara seperti bagi warga di Desa Adat Manduang, tidak lagi ikut di desa lain, tetapi ikut di desa adat sendiri. “Dulu itu untuk upacara ngeroras, sebelum akhirnya difasilitasi Desa Adat Manduang, ada warga mengikuti pelaksanaannya di desa lain. Sehingga, kami atas dasar ikhlas ngayah, tulus lurus, berupaya membantu krama kami. Makanya ini selanjutnya akan kami laksanakan secara berkesinambungan. Mulai dari ngaben, pengerorasan, ngelinggihang, sampai nuntun (nyegara-gunung),” imbuhnya. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN