Oleh Sahadewa
Pada 2022 ini sudah ada beberapa peristiwa penting sehubungan dengan kenaikan tekanan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Persoalan terkait dengan energi (terutama BBM) yang memunculkan beberapa kebijakan ikutannya untuk menanggulangi persoalan tersebut dan sejumlah isu penting termasuk ketahanan pangan maupun kemungkinan adanresesi di tahun berikutnya (2023) namun sudah banyak yang membicarakan di 2022 ini.
Berbicara tentang G20 tentu bisa sangat luas dan untuk itu perkenankan dalam kesempatan ini disampaikan gagasan tentang lebih spesifik terkait dengan pengaruh Indonesia dalam G20. Penerapan dari pembicaraan tentang G20 sudah tentu dikaitkan secara langsung atas pengaruh Indonesia dalam G20.
Ini tidak hanya penting melainkan mempertunjukkan bahwa Indonesia sebagai bagian yang murni dari G20 sehingga tidak ada yang salah apabila memberikan dampak yang konstruktif terhadap G20. Inilah yang akan dibahas dalam tulisan ini.
Pertama, pertunjukkan politik yang menuju kepada sebuah tujuan penting menurut hemat penulis yaitu bagaimana agar pertunjukkan politik diarahkan dalam menuju kepada perdamaian dunia termasuk konstelasi yang lebih kondusif atas kondisi Rusia-Ukraina untuk memperdamaikan dalam rangka kesadaran mencapai tujuan lebih tinggi dan luas yaitu kesejahteraan dunia.
Kedua, kesadaran nomor satu di atas patut diarahkan
lebih dalam menuju kepada kesadaran bahwa tidak ada dunia yang tak terkait satu sama lain sehingga tidak lagi dimungkinkan dominasi yang berlebih satu terhadap yang lain termasuk dalam konteks dominasi China ataupun Amerika Serikat melainkan lebih kepada mutualistik.
Ketiga, Kesadaran yang paling utama adalah memberikan keselamatan (Bali: Karahayuan, demikian juga Jawa: Rahayu) untuk menunjuk kepada keselamatan hidup
manusia tidak dapat dirancang tanpa adanya kedamaian itu dan kedamaian itu mesti dicapai dengan tidak satu cara ataupun arah yang fanatik melainkan sebuah bentuk kesejahteraan dengan jalan kedamaian itu dapat memberikan peluang lebih jernih mempertimbangkan segala sesuatunya termasuk cara-cara untuk mencapai kesejahteraan yang manusiawi sekaligus dengan dasar kemanusiaan.
Ketiga poin penting di atas menurut penulis patut menjadi semacam filosofi dasar dalam mengkatrol pengaruh yang
memberikan dampak penting untuk penyadaran bagi para pemimpin negara-negara G20 dalam rangka membuat bumi ini lebih kondusif sebagai tempat hidup manusia dan sekalian semesta. Ini berarti bahwa G20 bukan sebagai proyek individual satu negara ataupun beberapa negara dari G20 melainkan keseluruhan negara untuk dunia ini.
Ini sebagai pertanda penting untuk menyikapi kelanjutan dari semboyan yang mencerminkan kasus COVID-19 yang membutuhkan recovery bersama secara bersama-sama antar satu negara dengan negara lain sedemikian rupa sehingga menjadikan satu negara dengan negara lain terutama dalam konstelasi G20 dan dampaknya untuk dunia sebagai kesadaran tinggi yang mampu memberikan inspirasi untuk diturunkan dalam berbagai kebijakan ataupun minimal kesepakatan di antara negara-negara
G20 itu dan dampaknya bagi dunia internasional secara menyeluruh.
Inilah yang dikaji dalam tulisan ini dengan menjadikan Indonesia menuntun jalannya presidency G20 dalam sebuah skema utama yaitu menunjuk ke arah perdamaian dunia sebagai pintu untuk menyelamatkan perekonomian di tengah gempuran berbagai prediksi atas masa depan ekonomi yang dianggap rentan dengan kesuraman. Untuk itulah maka pengaruh positif yang mampu diberikan oleh Indonesia adalah tetap berpedoman kepada pertama, menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia aware atas keselamatan bangsa dan negaranya sebagai contoh untuk menuju kepada keselamatan antar bangsa dan negara
sehingga konsekuensinya keselamatan bangsa dan negara Indonesia tidak berdiri di atas egoistik ataupun hanya
terjebak kepada kepentingan sepihak.
Inilah yang patut disadarkan kepada berbagai negara terutama negara yang berseteru secara politik dan ekonomi. Kedua, menunjukkan pengaruh dalam pengertian dari tiga poin di atas itu secara riil. Artinya riil di sini adalah memberikan keunggulan cara menciptakan pemikiran yang bercirikan bahwa nilai-nilai Kepancasilaan merujuk kepada kondisi nyata yang mampu untuk menciptakan tidak saja perdamaian dunia secara formil melainkan secara hakiki mampu memberikan dampak yang saling memberikan
kemudahan bagi berekonomi terutama negara-negara dan bangsa-bangsa yang masih terbelakang ataupun seluruh
negara G20 secara berkeadilan dalam pengertian setara sehingga tidak menjadikan negara lain sebagai objek dalam hubungan G20 ataupun dampaknya bagi negara lain melainkan dapat mengajak semua yang terkait dalam terutama G20 ini meraih kebahagiaan hidup di dunia
sehingga indeks kebahagiaan semakin meningkat di tengah upaya untuk meningkatkan kualitas ekonomi serta politik secara berkelanjutan. Inilah merupakan cerminan bagaimana sektor kebudayaan turut memberikan andil atas masa depan kehidupan.
Penulis, dosen di UGM