Aktivitas Gunung Semeru yang terpantau dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, Senin (3/1/2022). (BP/Dokumen Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan aktivitas vulkanik erupsi yang terjadi di Gunung Semeru, Jawa Timur, berupa abu yang terlempar sekira 1.500 meter di atas puncak gunung berapi. Petugas Pos Pengamatan Gunung Sumeru Mukdas Sofian mengatakan erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi 0 detik pada pukul 15.50 WIB.

“Kolom abu terpantau berwarna putih hingga abu-abu dengan intensitas tebal ke arah timur laut,” kata Mukdas, Rabu (9/11) malam dikutip dari Kantor Berita Antara.

PVMBG merekomendasikan masyarakat, pengunjung, atau wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak atau pusat erupsi.

Baca juga:  Dianggap Lamban Pengerjaannya, Proyek Jembatan di Jalan Gatsu Timur Banyak Disoroti Warga

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terkena perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.

Selain itu, masyarakat, pengunjung, atau wisatawan juga diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius lima kilometer dari puncak Gunung Semeru karena rawan bahaya lemparan batu (panas).

PVMBG juga merekomendasikan untuk selalu mewaspadai potensi jatuhan awan panas, jatuhan lahar, dan lahar di sepanjang sungai atau lembah hulu dari puncak Gunung Semeru, terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. serta potensi lahar pada sungai- sungai kecil yang merupakan anak sungai Besuk Kobokan.

Baca juga:  Ditangkap KPK Dugaan Korupsi, Segini Kekayaan Gubernur Sulsel

Aktivitas Gunung Semeru terdapat di Kawah Jonggring Seloko yang terletak di sisi tenggara puncak Mahameru. Erupsi Gunung Semeru umumnya berupa letusan gunung berapi dan abu strombolian yang terjadi tiga hingga empat kali setiap jam.

Letusan tipe vulkanik ditandai dengan letusan eksplosif yang terkadang menghancurkan kubah dan lidah lava yang telah terbentuk sebelumnya.

Kemudian terjadi letusan tipe strombolian yang biasanya diikuti dengan pembentukan kubah dan lidah lava baru.

Baca juga:  Meski Mudik Dilarang, Telkomsel Tetap Optimalkan Jaringan Sambut RAFI 2020

Pada saat letusan eksplosif biasanya diikuti oleh aliran awan panas yang mengalir ke lembah-lembah yang lebih rendah dan arah alirannya sesuai dengan pembukaan kawah dan lembah di Gunung Semeru.

“Arah pembukaan kawah Gunung Semeru saat ini adalah ke arah tenggara atau ke arah hulu Besuk Kembar, Besuk Bang, Besuk Kobokan,” kata Mukdas. (kmb/balipost)

BAGIKAN