Sejumlah fasilitas pendukung di DTW Bedugul tak kunjung dimanfaatkan lantaran belum jelasnya rencana pengelolaan. (BP/Dokumen)

TABANAN, BALIPOST.com – Keinginan untuk menata kembali DTW Bedugul di Desa Batunya, Kecamatan Baturiti, Tabanan, agar bisa meningkatkan PAD sudah terus digaungkan sebelum masa pandemi. Terbaru, Forum Perbekel Kecamatan Baturiti berencana ikut andil dalam menghidupkan kembali kawasan wisata yang mati suri tersebut.

Forum perbekel berencana mengelola bagian penjualan oleh-oleh khas Baturiti. Namun, hal ini masih menunggu keputusan bupati.

Wacana keterlibatan Forum Perbekel Baturiti dalam menghidupkan kembali DTW Bedugul diakui Kepala Dinas Pariwisata Tabanan, I Gusti Ngurah Suryana. Hal ini bahkan sempat dilontarkan perwakilan perbekel saat Bupati Tabanan Dr. Komang Gede Sanjaya ngantor di Desa Angseri belum lama ini.

Baca juga:  "Shortcut" Singaraja-Mengwitani, Lingkungan Jangan Dikalahkan Kepentingan Ekonomi

Hanya saja untuk kepastiannya, tentunya masih menunggu koordinasi lebih lanjut. “Benar ada wacana seperti itu, cuma memang belum final karena masih harus ada koordinasi lanjutannya,” ucapnya, Rabu (9/11).

Dia berharap kerja sama ini akan lancar. Sebab sudah lama DTW Bedugul mati suri disamping pariwisata kini sudah mulai bangkit pascapandemi Covid-19. “Sarana pendukung sudah lengkap. Di sana sudah ada ruko, tempat parkir dan toilet. Hanya ada bangunan di bagian bawah memang perlu renovasi sedikit,” jelasnya.

Baca juga:  Kebakaran di Areal SGV Baturiti, Diduga dari Dapur Restoran

Terkait kerja sama ini, konsep pengelolaan yang dirancang oleh forum perbekel yakni dengan mengalokasikan dana sebesar Rp200 juta per desa, dengan jumlah desa di Kecamatan Baturiti sebanyak 12 desa. “Ketika mereka ikut mengelola DTW, tentunya potensi desa yang ada di Kecamatan Baturiti bisa dijual di kawasan itu,” tegasnya.

Meski demikian ia mengakui pemerintah daerah tentunya menyambut baik rencana tersebut karena sudah ada yang ingin mengelola potensi wisata di Kabupaten Tabanan yang memang sudah lama mati suri setelah sebelumnya di tahun 80-an berjaya tersebut. Tentunya, konsep pengelolaan masih perlu dimatangkan.

Baca juga:  Pameran UMKM Bali Bangkit, Dukung Perajin Bangkit dan Terus Berkreasi

“Apa hanya sebatas mengelola di bidang penjualan saja, atau sampai wisata air, itu perlu dimaksimalkan. Karena potensi pengembangan wisata di DTW Bedugul banyak,” terangnya.

Sekadar mengingatkan, DTW Bedugul sejak 2010 mati suri tanpa pengelola sepeninggal Wayan Purnayasa (pihak ketiga) telah dibahas berulang kali. Sempat dibahas wacana akan dikelola oleh Perusahaan Dharma Santika (PDDS) namun tak jelas kepastiannya. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN