Marsekal Muda (Marsda) TNI Widyargo Ikoputra, S.E., M.M., (BP/kmb)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) sebagai salah satgu unsur pengamanan puncak KTT G20 di Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, juga sangat berperan menjaga stabilitas, khususnya di udara. Untuk itu, selama berlangsungnya KTT G20 ini, TNI AU menyiagakan empat pesawat tempur, pesawat Boeing dan sejumlah radar.

Menurut Panglima Komando Operasi (Kosops) Udara II sekaligus Komandan Satgas Udara KTT G20, Marsekal Muda (Marsda) TNI Widyargo Ikoputra, S.E., M.M., Senin (14/11), pada saat anggota delegasi G20 berdatangan di Bali, pihaknya melakukan pengamanan udara agar jangan sampai ada masalah. Mereka harus aman selama penerbangan masuk wilayah Indonesia hingga mendaratkan pesawat di Bandara Ngurah Rai, untuk selanjutnya dilimpahkan ke satgab lain.

Begitu juga setelah selesai KTT G20, mereka berangkat dengan aman hingga terbang menuju negara masing-masing. Untuk menciptakan rasa aman ini, pihaknya punya sub satgas lain, contohnya pengamatan udara yang bekerja di awan.

Baca juga:  Sembilan Bangunan Pelinggih Pura Tertimpa Senderan Ambrol

Hal itu terdiri atas radar sebagai unsur pertahanan udara (hanud). Empat radar militer ini ada di Balikpapan, Tarakan, Malang dan Kupang. Keempatnya mengcover wilayah udara Bali. Semua area diawasi radar militer yang dibantu radar sipil, sehingga semua wilayah udara, khususnya di atas Bali, termonitor.

Seandainya ada sasaran berbahaya yang masuk wilayah RI, maka segera bisa tertangkap radar. Sedangkan pesawat tempur yang disiagakan selama KTT G20 yakni dua F16 yang berpangkalan di Lanud Iswahyuhdi, Madiun, Jatim, dan dua pesawat Shukoi di Lanud Hasanuddin, Makassar.

Tujuannya, jika di radar mendeteksi pergerakan musuh, maka langsung ditindak oleh keempat pesawat tempur tersebut. ’’Pesawat-pesawat temput itu parkir di luar Bali, tapi jangkauannya mampu mencapai sasaran. Biasanya serangan tak masuk tiba-tiba, tapi bisa dari utara atau selatan. Hal itu pasti mampu tertangkap jauh, sehingga dilakukan teknik penyergapan,’’ tegas Widyargo Ikoputra.

Kalaupun musuh mampu masuk, akan diburu terus. Jika lolos pada lapisan-lapisan itu pasti ada rudal (smart hunter) yang menghadangnya.

Baca juga:  Jelang G20, Kapolda Uji Coba Boat RIB

Satgas Matra Udara (Matud) juga menyiagakan dua pesawat Boeing yang berkemampuan memadai. Lewat pemantauan dari udara, pasawat ini keliling terbang selama tiga jam sampai empat jam atau sesuai perintah Panglima, dengan ketinggian 10 ribu kaki sampai 15 ribu kaki. ‘’Terbangnya bukan di atas delegasi berkumpul, hanya mengawasi ground dari udara. Pesawat itu juga tebang pada malam hari dengan dilengkapi infrared,’’ ungkap Marsda TNI Widyargo.

Ditanya mengenai kondisi udara Bali menjelang puncak KTT G20, dia menyebut aman-aman saja alias tak ada gangguan. Pun mengenai kendala, dia mengaku tidak ada sama sekali. Kalaupun ada masalah, pihaknya mampu memberi masukan seperti situasi arus lalu lintas bandara yang bisa di monitor dari udara.

Keberhasilan pengamanan ini bukan hanya pada pundak TNI-Polri, tapi juga dukungan dari stakeholder lainnya. Mereka saling sharing informasi, sehingga pengamanan bisa berjalan secara terpadu. Pihaknya pun standby di Bali sejak Sabtu (12/11) hingga nanti terakhir pada 18 November karena saat itu ada delegasi yang kembali ke negaranya. ‘’Artinya jika semua delegasi telah pulang dengan aman, maka tugas-tugas pengamanan bisa selesai,’’ tegasnya.

Baca juga:  Post Summit W20, Indonesia Harap India Lanjutkan Pembahasan 4 Isu Utama Ini

Marsda TNI Widyargo berharap KTT G20 di Bali berjalan sukses. Pihaknya bersyukur karena diberi tugas melakukan pengamanan, sekaligus merupakan kebanggaan untuk mengamankan even internasional ini.

Ia berharap agar masyarakat Bali ikut mengamankan lingkungan masing-masing. Dengan amannya Bali selama proses KTT G20, pastilah negara anggota G20 dan negara undangan lainnya memberi kepercayaan penuh pada Indonesia sebagai negara yang aman dan damai.

Ujung-ujungnya investasi pun berdatangan untuk Bali pada khususnya, dan Indonesia pada umumnya. ‘’Bantu kami mengamankan KTT G20 sehingga delegasi yang datang merasa aman. Jika demikian, mereka tentu berinvestasi lebih baik di Bali maupun Indonesia,’’ tandasnya. (Suyadnyana/denpost)

BAGIKAN