DENPASAR, BALIPOST.com – Saat pemerintah, Polri dan TNI fokus perhelatan KTT G20, puluhan mahasiswa dari Papua hendak menggelar demo. Namun saat keluar dari asramanya di Jalan Tukad Yeh Aya, Denpasar Selatan, mereka dihadang warga, pecalang dan ormas, Rabu (16/11).
Mereka diminta tidak menggelar demo. Namun saran tersebut tidak diindahkan dan bentrokan pun terjadi.
Polisi bersama TNI langsung melerai bentrokan tersebut. Kericuhan tersebut viral di media sosial.
Informasi berhasil dihimpun, kabar mahasiswa itu menggelar demo telah dimonitor aparat keamanan. Oleh karena itu, anggota Polri, TNI hingga aparat desa setempat khususnya pecalang melakukan pemantauan di seputaran asrama. “Sekitar pukul 08.30 WITA, ada empat orang masuki asrama. Di asmara itu ada 23 orang. Sambil konsolidasi, mereka menyetel volume musik keras-keras,” tegas sumber.
Sekitar 1 jam kemudian, massa aksi keluar dari asmara membawa pamflet dan spanduk. Namun mereka dihadang pihak desa adat, pecalang dan anggota ormas yang ingin mengamankan daerahnya tetap aman serta kondusif.
Negosiasi pun dilakukan oleh aparat desa setempat tapi tidak membuahkan hasil. Akhirnya kedua kelompok massa ini saling dorong berujung bentrokan.
Pihak desa bersama polisi dan tentara melerai bentrokan tersebut. Namun beberapa menit kemudian bentrok kembali pecah. Akhirnya pendemo itu masuk ke asrama.
Kabagops Polresta Denpasar Kompol Made Uder saat dikonfirmasi mengatakan masih melakukan pemantauan di lokasi tersebut. Sementara Kasi Humas Polresta Denpasar Iptu I Ketut Sukadi belum bisa memberi keterangan terkait kejadian ini. (Kerta Negara/balipost)