Wagub Cok Ace (tengah) bersama Rektor Unwar, Prof. Widjana (3 dari kiri), Dekan FEB Unwar, Dr. I Made Sara (kiri), dan Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali, Dr. Drs. Anak Agung Gede Oka Wisnumurti, M.Si. (3 dari kanan) saat menjadi keynote speaker pada Seminar Internasional FEB Unwar, Jumat (18/11). (BP/Ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Wakil Gubernur (Wagub) Bali, Prof. Dr. Tjok Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) membuka sekaligus tampil menjadi keynote speaker pada “The 2nd Warmadewa International Conference Of Economic 2022” dengan tema “Economic Outlook: Strategies in The Face of A Global Economic Recession.” Acara ini diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Warmadewa (FEB Unwar) di Auditorium Widya Sabha Uttama Kampus Unwar, Jumat (18/11).

Seminar internasional yang digelar secara hybrid ini diisi oleh sejumlah 4 orang narasumber internasional dan 1 dari Unwar. Yaitu, Dr. Mohd Raziff Jamaludin dari Universiti Teknologi of MARA Malaysia, Prof. Abhishek Singh Bhati dari James Cook University Singapore, Manvendra Chauhan, BA.,MBA. dari Executive (IA& ER) India, Hesti Aryani, BA.,MA. dari Business Development Switzerland, dan Dr. Ni Luh Putu Indiani, SE.,MM. dari Unwar, serta dimoderatori oleh Dr. Putu Ayu Sita Laksmi, B.Bus.,M.Sc., dan Dr. I Made Suniastha Amerta, SS.,M.Par. dari Unwar.

Wagub Cok Ace mengatakan bahwa pandemi Covid-19 yang melanda dunia telah memberikan dampak signifikan pada perekonomian global. Namun, kita perlu bersyukur karena penyebaran kasus infeksi telah berangsur dapat dikendalikan. Namun, belum tuntas masalah pandemi Covid-19, kini dunia harus menghadapi tantangan lainnya yang tak kalah pelik. Perang antara Ukraina dan Rusia telah menimbulkan perlambatan ekonomi global akibat ketidakstabilan harga energi.

Baca juga:  Soal Tewasnya Warga Australia, Ini Kata Kapolsek Densel

Sebagai tujuan wisata dunia, kejadian tersebut telah dampak terburuk Bali karena jumlah wisatawan asing yang datang ke Bali pada tahun 2020-2021 mengalami penurunan hampir 100 persen. Penurunan sektor pariwisata sangat mempengaruhi perekonomian Bali, pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Bali menurun menjadi -9,31% (peringkat 34 dari 34 provinsi di Indonesia) dan pada tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Bali mulai membaik meski masih di angka -2,47% (masih peringkat 34). Sejak bulan Maret 2022, kondisi persebaran Covid-19 di Bali dan Indonesia sudah berangsur membaik, aturan perjalanan internasional pun menjadi semakin mudah. Hal tersebut berdampak pada kunjungan wisatawan yang semakin meningkat. Seiring dengan hal tersebut, perekonomian Bali juga turut meningkat. Pada triwulan III tahun 2022 pertumbuhan ekonomi Bali meningkat sebesar 8,09%, sebuah prestasi yang membanggakan.

Meski demikian, Bali tidak boleh terlena dengan pencapaian ini. Tantangan potensi resesi global masih harus dicermati dan ditangani dengan seksama. Untuk itu, perekonomian Bali juga harus didukung dengan penguatan sektor ekonomi lainnya. Data Bank Indonesia mencatat bahwa 14 dari 17 sektor lapangan usaha di Bali mengalami pertumbuhan positif sepanjang tahun 2022. Adapun 3 sektor lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah transportasi (35.37%), penyediaan akmamin (25,69%), dan pengadaan listrik (22,46%).

Baca juga:  FP Unwar Kembangkan Prodi Magister Sains Pertanian

Wagub Cok Ace, mengatakan pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan IV tahun 2022 diperkirakan tumbuh kuat, meski sedikit melandai dibandingkan triwulan sebelumnya. Adapun beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan ini adalah penyelenggaraan KTT G20, peningkatan jumlah dan frekuensi penerbangan langsung internasional menuju Bali, proyek pembangunan infrastruktur pemerintah dan digitalisasi ekonomi pada sektor pariwisata dan perdagangan.

Untuk itu, Wagub Cok Ace mengapresiasi kegiatan seminar internasional FEB Unwar. Apalagi, topik yang dibahas sangat tepat untuk perkembangan ekonomi pariwisata Bali ke depan. Sebab, saat ini kita sedang berpikir terkait dengan situasi ekonomi yang dihadapi ke depan.

Dekan FEB Unwar, Dr. I Made Sara, SE.,MP., mengatakan bahwa seminar internasional ini digelar selama 2 hari, yaitu 18 dan 19 Nopember 2022. Seminar internasional ini serangkain menyambut HUT ke-38 FEB Unwar. Topik yang diusung ini sangat penting untuk mendukung pemerintah Provinsi Bali dalam upaya pengembangan pariwisata Bali pasca Covid-19. Apalagi KTT G20 yang baru selesai dilaksanakan di Nusa Dua-Bali akan berdampak pada pengembangan pariwisata Bali ke depan. Sehingga, kesiapan Bali sebagai destinasi pariwisata harus direncanakan mulai saat ini. Apalagi, ekonomi global diprediksi akan mengalami resesi pada tahun 2023.

Baca juga:  Mobil Jasa Pembawa Uang Dirampok, Uang Rp 1,8 Miliar Dilarikan

Rektor Unwar, Prof. dr. Dewa Putu Widjana, DAP&E., Sp.ParK., berharap melalui seminar internasional ini dapat menghasilkan sebuah rekomendasi bagaimana cara mengantisipasi resesi ekonomi global tahun 2023. “Saya berharap resesi ekonomi global tidak terjadi di Indonesia. Oleh karena itu kita harus bersiap diri. Salah satu upaya misalnya dari Universitas Warmadewa mengumpulkan beberapa expert dibidangnya untuk mambahas masalah kemungkinan terjadinya resesi dan bagaimana kita mengantisipasi agar dampak resesi itu tidak terlalu signifikan, khususnya di Indonesia,” tandas Prof. Widjana.

Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali, Dr. Drs. Anak Agung Gede Oka Wisnumurti, M.Si., mengapresiasi diselenggarakannya seminar internasional ini oleh FEB Unwar. Dikatakan, tema seminar internasional ini sangat strategis dalam rangka mengcreate kebijakan-kebijakan yang pro rakyat dalam konteks perekonomian global dalam menghadapi krisis dan resesi ekonomi global yang diprediksi akan terjadi pada tahun 2023. Hal ini menjadi perhatian yang serius bagi kalangan akademisi dan penggiat ekonomi untuk bisa memberikan kontribusi pemikiran kepada pemerintah. Terutama bagaimana Indonesia dan Bali pada khususnya mampu bertahan dalam menghadapi tantangan dampak dari resesi ekonomi global yang diprediksi akan terjadi tersebut. (Adv/Balipost)

BAGIKAN