MANGUPURA, BALIPOST.com – Diskusi bertajuk “Optimalisasi Hasil BUMDes dan UMKM Desa” diinisiasi LinkAja bersama Kredit Pintar dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia (Kemendes PDTT) yang merupakan pemrakarsa program unggulan Badan Usaha milik Desa (BUMDes). Kegiatan digelar dalam side event G20.
Bentuk kolaborasi yang telah dijalankan ini merupakan kerja sama dalam product refferal. Dalam aplikasinya, LinkAja dapat menyampaikan informasi mengenai Kredit Pintar untuk menumbuhkan pengguna aplikasi LinkAja pada segmen pengguna yang sedang mencari produk pendanaan.
Direktur Marketing LinkAja, M Rendi Nugraha mengatakan pihaknya menyambut baik setiap kerja sama yang memiliki kesamaan visi dan misi pemerintah, untuk mempercepat inklusi keuangan melalui sinergi dan kolaborasi yang bertujuan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Melalui kerjasama dengan Kredit pintar, dan Kemendes PDTT, menjadi bukti nyata LinkAja untuk terus memberikan edukasi dan informasi yang menyeluruh dan merata terkait digitalisasi keuangan kepada masyarakat indonesia.
“Kedepannya, kami akan terus berfokus untuk memberikan layanan yang optimal dan komprehensif melalui layanan kami,” tegasnya dalam rilis yang diterima.
Kerja sama strategis antara LinkAja dengan Kredit Pintar telah berjalan sejak 2019. Dalam kerja sama ini, LinkAja menawarkan proses pengajuan dan pencairan pendanaan melalui aplikasi tanpa agunan yang diharapkan akan dapat menjadi solusi bagi pelanggan yang membutuhkan sejumlah dana, maupun untuk memenuhi kebutuhan mendesak.
Secara teknis, proses melakukan pendanaan Kredit Pintar melalui aplikasi LinkAja ini cukup mudah karena setelah pendanaan telah disetujui oleh pihak Kredit Pintar. Nantinya dana pinjaman akan dikirimkan ke saldo balance pengguna aplikasi LinkAja.
Wisely Wijaya, Direktur Kredit Pintar, menyampaikan acara ini memberikan pengertian yang lebih detil mengenai bentuk kerja sama kami dengan LinkAja. Terlebih lagi, melihat tingginya statistik jumlah desa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, tentunya masih sangat besar potensi desa untuk menjadi sebuah kekuatan ekonomi. “Dengan demikian kami berharap ke depannya dapat menjangkau lebih banyak guna memperkuat produktivitas wirausaha di desa-desa. Sebagai sebuah solusi pendanaan yang dapat dipergunakan untuk kebutuhan produktif.”
Ir. Harlina Sulistyorini, M.Si., Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi mengatakan jumlah desa di Indonesia hampir 75 ribu desa yang sangat beragam dari Sabang sampai Merauke. Tantangannya adalah mengembangkan perekonomian di desa.
“Melalui kerja sama yang terjalin antara LinkAja dengan Kredit Pintar diharapkan tidak hanya dalam hal pendanaan guna penguatan usaha BUMDes, namun juga dapat melengkapi kebutuhan masyarakat desa khususnya dalam pemahaman mengenai literasi keuangan digital. Selain itu dengan adanya kerja sama ini diharapkan dapat mempercepat upaya pemerintah dalam membangun desa,” harapnya. (kmb/balipost)