JAKARTA, BALIPOST.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendorong pemerintah daerah setempat segera mengaktifkan posko darurat untuk menangani korban gempa Cianjur. Hal ini penting untuk mengoordinasikan berbagai distribusi bantuan, penerimaan bantuan, serta pengaturan pengungsi.
Berdasarkan data BNPB jumlah korban meninggal menjadi 46 orang. Sedangkan korban luka-luka akibat gempa magnitudo 5,6 ini mencapai 700 orang.
Menurut Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Senin (21/11) dikutip dari Kantor Berita Antara, pihaknya juga menyiagakan satu helikopter untuk membantu penanganan dampak buruk yang kemungkinan terjadi akibat gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
“Besok pagi kepala BNPB akan mendampingi Menko PMK bersama dengan kepala BMKG meninjau langsung kondisi di Kabupaten Cianjur menggunakan satu unit heli,” katanya.
Ia mengatakan siaga helikopter untuk mempermudah penyaluran bantuan logistik, guna menjangkau sejumlah titik yang terisolir akibat longsor, dampak gempa itu. Rencananya, BNPB bersama sejumlah kementerian/lembaga terkait akan berangkat Selasa (22/11) pagi untuk mengunjungi langsung korban terdampak bencana sambil membawa beberapa bantuan logistik tambahan.
Ia melaporkan BNPB sedang mendorong pengadaan tenda atau terpal untuk digunakan masyarakat berlindung dan berteduh sementara waktu.
“BNPB sendiri saat ini sedang mendorong tenda pengungsi satu tenda itu bisa diisi 30 sampai 40 orang. Yang sudah berjalan saat ini dari yang disampaikan kepala BNPB itu ada 47 tenda yang akan didorong malam ini, untuk mendukung kebutuhan darurat para warga terdampak,” katanya.
Hal tersebut diadakan untuk melindungi warga yang takut gempa susulan atau bencana lain yang datang sewaktu-waktu.
“Tetapi kami mengimbau kepada masyarakat sekiranya tidak yakin dengan kondisi rumahnya, bisa mengungsi sementara di tempat-tempat pengungsian yang sudah ditetapkan oleh pemerintah daerah sepanjang ini ada empat pengungsian yang utamanya di depan Pendopo Bupati Cianjur,” kata Abdul.
Bantuan lain yang disiapkan BNPB berupa logistik dasar, seperti makanan dan selimut, melalui via jalur darat.
Terkait informasi, mulai Selasa (22/11) sore Abdul memastikan semua informasi hanya akan bersumber dari BNPB supaya tidak menimbulkan hoaks yang semakin membuat panik masyarakat sekitar.
“Ini sangat penting, mulai besok (22/11) sore kita akan mengondisikan semua data itu untuk masuk ke posko dulu, dimatangkan dan divalidasi, baru nanti kita press release-kan ke media sebagai satu satunya saluran resmi untuk data yang ada. Setelah itu keluar di media ini akan jadi data resmi pemerintah,” ucap Abdul. (kmb/balipost)