Krama Desa Lokapaksa dengan antusias melaksanakan pembangunan fisik di wewidangan desa adat setempat. (BP/mud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Wewidangan di Desa Adat Lokapaksa, Kecamatan Seririt berada pada bentang pantai yang memanjang sekitar 1,5 kilometer. Potensi pantai di wewidangan desa adat ini, belakangan mulai dikembangkan sebagai kawasan wisata lokal. Selain itu, ke depan juga dikembangkan wisata spiritual. Hal itu diungkapkan Kelian Desa Adat Lokapaksa, I Gusti Made Sanjaya, Minggu (20/11).

Sanjaya mengatakan, sesuai dengan dresta yang diwarisi, desa adat ini terbagi menjadi 9 banjar adat. Rinciannya, Banjar Adat Carik Agung, Pamesan, Tengah, Gunung Ina, Jero Agung, Bukit Sakti, Sorga, Sorga Mekar, dan Banjar Adat Kembang Sari. Sementara, jumlah krama desa yang tercatat sampai sekarang tercatat 13.000 jiwa atau 4.200
kepala keluarga (KK).

Baca juga:  Ini, Nama-nama 16 Pendaftar Lelang Jabatan Tinggi Pratama di Buleleng

Seluruh krama desa ini bertanggung jawab penuh sebagai pangempon Pura Kayangan Tiga yang meliputi, Pura Puseh/Desa, Pura Dalem, dan Pura Segara. Selain itu, krama desa juga bertanggung jawab menjadi pangempon di Pura Khayangan Desa, diantaranya, Pura Prajapati Lan
Pasanekan Ida. “Desa adat kami ini salah satu satu desa
dengan wewidangan luas, dan krama desa gemuk. Sebagai
pewaris, krama desa adat ini bertanggung jawab terhadap
parhyangan di wewidangan desa adat kami,” katanya.

Menurut Sanjaya, kondisi wewidangan yang luas, desa adat yang dipimpinnya ini menyimpan potensi lokal. Salah satunya adalah potensi pariwisata bahari. Ini tidak lepas karena potensi yang mendukung, di mana dari arah timur berbatasan dengan Desa Pengastulan di Kecamatan
Seririt, sampai di barat berbatasan dengan Desa Uma Anyar wewidangan desa adat ini merupakan garis pantai.

Baca juga:  Gong Kebyar Anak-anak Desa Adat Lokapaksa Tampil Memukau di PKB

Sadar dengan potensi itu, kebijakan yang diambil prajuru
desa adat dengan menggandeng desa dinas, saat ini pihaknya sedang merintis pengembangan pariwisata bahari. Sasaran pengembangan wisata ini untuk tahap awal untuk menyasar wisatawan lokal.

Nantinya, kalau semakin diminati, tidak menutup kemungkinan pengembangan akan menggaet wisatawan domestik, hingga mancanegara. “Untuk tahap awal, kami buka pariwisata murah untuk menghibur warga lokal dan desa-desa tetangga atau beberapa dari daerah lain. Dan sambil jalan ke depan pengembangan pariwisata baru ini untuk wisatawan domestik juga turis mancanegara kita sasar,” katanya.

Baca juga:  Bangun Ekonomi Bali Secara Komprehensif

Pengembangan pariwisata bukan sekadar tempat rekreasi di pantai, namun Desa Adat Lokapaksa juga merintis pengembangan pariwisata berbasis sipritual. Terkait pelaksanaan visi misi Gubernur Bali, Nangun Sat Kerthi Loka Bali (NSKLB), Sanjaya, mengaku program ini telah banyak memberikan manfaat dan meringankan krama desa.

Bahkan, dia memuji kalau keberpihakan pemerintah terhadap desa adat di Bali ini baru dilakukan sejak
kepemimpinan Gubernur Bali, Wayan Koster. Untuk itu, ke depan pihaknya siap untuk mendukung agar program ini dilanjutkan pada periode kedua. “Program ini sangat bagus, dan kami sudah merasakan manfaatnya. Dengan bantuan Pak Gubernur kami bisa perbaiki parhyangan, merenovasi sekretariat desa adat, dan melaksanakan
program pemberdayaan krama desa,” tegasnya. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN