AKP Gede Sumarjaya. (BP/Istimewa)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Jagat dunia maya di Buleleng kembali diramaikan dengan beredarnya rekaman video perkelahian dua pemuda. Keduanya terlibat baku hantam di sebuah jalan setapak.

Diduga kuat lokasi perkelahian mereka di salah satu desa di Kecamatan Seririrt. Dari rekaman video terlihat, seorang pemuda mengenakan kaos hitam, celana pendek hitam melawan pemuda mengenakan kaus biru tua dengan celana abu-abu. Kedua pemuda yang diduga pelajar itu, bertarung satu lawan satu tanpa mengenakan alas kaki.

Dari awal rekaman sampai akhir, keduanya terlihat saling pukul, menendang dengan kaki, hingga merangkul bagian kepala. Hingga di akhir durasi rekaman video selama 15 detik itu, salah satu dari mereka ada yang berlari.

Baca juga:  Bebas dari LP, Mantan Bupati Ratna Pilih Jadi Dosen  

Di video nampak sejumlah pemuda menonton, sembari duduk di atas kendaraan mereka masing-masing. Salah satu penonton diduga merekam video itu.

Kepala Seksi (Kasi) Humas AKP Gede Sumarjaya, seizin Kapolres Buleleng AKBP Made Dhanuardana di ruang kerjanya, Selasa (22/11) mengatakan, pihaknya sudah melakukan penyelidikan dan mengumpulkan bukti.

Dari penyelidikan awal, keduanya berkelahi setelah mereka pulang sekolah, Senin (21/11) di jalan setapak menuju kawasan pantai di Desa Tegal Lenga, Kecamatan Seririt. Selain memanggil kedua anak yang terlibat perkelahian, polisi juga memanggil beberapa temannya yang menonton aksi baku hantam tersebut untuk dibina.

Baca juga:  Bea Cukai Denpasar Musnahkan Barang Sitaan Senilai Rp 1,3 Miliar

Sementara itu, terkait alasan, mengapa kedua oknum pelajar belasan tahun berkelahi karena salah paham. Sebelum aksi itu, salah satu dari kedua oknum pelajar itu meminta kunci jawaban ujian. Diduga, karena permintaanya tak dipenuhi, yang bersangkutan lantas memukul perut temannya, sehingga emosi dan sepakat untuk berkelahi.

“Hasil penelusuran oleh Polsek Seririt, kedua anak yang berkelhi di rekaman video itu sudah ditemukan dan teman yang menonton juga sudah dipanggil uuntuk bersama-sama dibina. Yang berkelahi juga sudah saling memaafkan dan sepakat damai. Motifnya hanya salah paham, dari sekolahnya sehingga begitu pulang sekolah disepakati berkelahi di TKP,” tegasnya.

Baca juga:  15 Agustus, "Deadline" Pedagang Kosongkan Pasar Banyuasri

Sumarjaya menyebut kasus perkelahian oknjum pelajar atau pemuda yang viral di medsos bukan kali ini saja. Berdasarkan catatan polisi, fenomena seperti ini terjadi beberapa kali. “Tidak mengerti juga, anak-anak belakangan mudah sekali berkelahi, ditonton dan rekaman vidoenya lalu di bagikan melalui jejaring media sosial, lalu viral. Dari sekian kasus ini, sepertinya memerlukan dukungan semua pihak terutama peran orangtua untuk mendidik anak-anak agar tidak mudah melakukan aksi negatif. Di sekolah juga perlu ditingkatkan untuk pembinaan mental yang lebih baik lagi, sehingga kasus seperti ini bisa dikendalikan,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN