Sejumlah wisatawan mancanegara dan domestik menikmati suasana pantai di wilayah Canggu, Badung. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Presidensi Indonesia di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dinilai menjadi momentum kebangkitan ekonomi yang membanggakan bagi bangsa Indonesia. Menparekraf Sandiaga Uno dalam keterangan yang dipantau di Denpasar, Rabu (23/11) menegaskan momentum presidensi Indonesia dalam KTT G20 ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan pariwisata khususnya membangun pariwisata Bali yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan. Terutama, bagi sektor parekraf di Bali.

“(KTT) G20 ini merupakan momen kebangkitan ekonomi dan kebanggaan dari bangsa kita. Bahwa (kita) bukan hanya (memiliki) keindahan alam, kekayaan sumber daya alam, dan keramahtamahan namun ternyata kepemimpinan Indonesia di skala global sangat diperhitungkan,” kata Menparekraf Sandiaga Uno.

Sandiaga memaparkan salah satu bukti nyata dampak positif dari pelaksanaan rangkaian KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022 tersebut adalah tingkat okupansi hotel di kawasan Nusa Dua meningkat hingga 70 persen. “Kami prediksi hingga akhir tahun 2022 tingkat okupansi hotel di Bali tetap tinggi terutama memasuki masa liburan Nataru (Natal dan Tahun Baru) yang kita andalkan adalah wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara yang semakin meningkat yang rata-rata (angka kedatangannya) mencapainya 24 ribu perhari,” katanya.

Tak hanya itu, Sandiaga memperkirakan kontribusi ekonomi pelaksanaan KTT G20 terhadap perekonomian nasional mencapai 533 juta dolar AS atau Rp7,4 triliun dan menyerap lebih dari 33 ribu lapangan kerja baru.

Baca juga:  Tak Hanya Ajang Berkumpul, Dharma Shanti Nyepi Nasional 2019 akan Bahas Ini

Oleh karena itu, ia mengungkapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang turut serta menyukseskan pelaksanaan KTT G20 di Bali. “Saya ucapkan terima kasih untuk semua yang telah memberikan sumbangsih terbaik bagi kontribusi terbaik Indonesia sebagai sebuah bangsa yang sangat diperhitungkan dan mampu mencetak sebuah prestasi menjadi host yang sukses untuk KTT G20,” ungkap Sandiaga.

Direktur Utama ITDC Ari Respati menegaskan, dengan padatnya agenda rangkaian side event KTT puncak G20 pada November 2022, seperti Spouse Program G20, Future SMEs Village, B20 Summit Indonesia, Ocean 20, sangat berdampak pada tingkat hunian. Apalagi dengan ditetapkannya delapan hotel di The Nusa Dua yang menjadi akomodasi bagi kepala negara dan delegasi KTT G20. “Dampak penyelenggaraan KTT G20 di Bali, kami optimistis akan melihat tingkat okupansi The Nusa Dua pada November 2022 naik menjadi 70%,” ucapnya.

Sementara itu, memasuki periode low season di bulan Oktober, occupancy rate atau tingkat hunian rata-rata hotel di kawasan The Nusa Dua, mencapai 64,16%, menjadi pencapaian ketiga tertinggi setelah 65,37% pada Juli 2022 dan 64,75% pada September 2022.

Ari menambahkan bahwa tingkat hunian kawasan The Nusa Dua yang relatif stabil dalam lima bulan terakhir, dan khususnya sejak Agustus 2022 atau menjelang low season. Bukan saja disebabkan oleh peningkatan frekuensi kunjungan wisatawan, namun juga didorong oleh penyelenggaraan sejumlah event nasional dan internasional serta kegiatan kepariwisataan lain, khususnya penyelenggaraan KTT puncak G20.

Baca juga:  Terus Naik, Kasus COVID-19 Baru Nasional Tembus 30 Ribu Orang

Pada September hingga Oktober 2022 sejumlah side event G20 telah sukses terselenggara di kawasan The Nusa Dua, di antaranya Kementerian Perdagangan Republik Indonesia Meeting, Coaltrans Asia 2022, Ministry of Economy, Trade and Industry of Japan, G20 Aviation Dialog dan SoE International Forum. Selain side event G20, terdapat pula kegiatan kepariwisataan lain yang diselenggarakan di The Nusa Dua, seperti Peringatan World Tourism Day 2022 dan Bali International Fashion Week.

Pendapatan Kabupaten Badung selama perhelatan G20, naik dratis. Tak tanggung-tanggung, Pemkab Badung berhasil mengantongin hingga Rp387 miliar lebih selama November 2022.

Lonjakan pendapatan tersebut cukup fantastis dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Kepala Bapenda dan Pesedahan Agung, I Made Sutama  tak menampik adanya lonjakan pendapatan terutama dari sektor Pajak Hotel dan Restoran (PHR). Lonjakan pendapatan didorong oleh perhelatan internasional yang digelar di Nusa Dua, Bali.

“Harus diakui G20 membawa dampak positif. Terbukti, realisasi sampai dengan Oktober 2022 sebesar Rp2.359.243.667.380 sampai dengan 22 November menjadi Rp2.747.048.763.301 jadi ada penambahan di bulan November 2022 sampai tanggal 22 sebesar Rp387.805.095.921,” terangnya.

Baca juga:  Erupsi Gunung Agung Terpola, Ada Pengempisan 0,39 Milimeter

Menurutnya, realisasi target sangat ditentukan kondisi riil di lapangan. Namun, dilihat dari kedatangan wisatawan yang terus menggeliat, pembukaan sejumlah rute penerbangan, dan banyaknya kegiatan bertaraf nasional atau internasional yang digelar di Badung, realisasi pendapatan di Gumi Keris dipastikan akan terus meningkat.

“Semakin pulihnya sektor pariwisata, dengan meningkatnya kunjungan wisatawan, baik asing maupun domestik, berpengaruh besar terhadap pendapatan pajak daerah,” katanya seraya menyebutkan penerimaan pajak tertinggi masih didominasi dari PHR. “Melihat tren peningkatan pajak, PHR tetap mendominasi. Namun kami tetap optimis semuanya akan kembali pulih,” tegasnya.

Seperti diketahui, realisasi pajak hotel pada triwulan III mencapai Rp491.822.538.865. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 52,36 persen atau sebanyak Rp257.527.442.692 jika dibandingkan dengan triwulan II, yakni mencapai Rp234.295.096.173. Sedangkan, pendapatan pajak restoran pada triwulan III mencapai Rp155.871.967.063 naik 35,48 persen atau sebesar Rp55.309.899.109 dibandingkan triwulan II yang mencapai Rp100.562.067.954. Peningkatan pendapatan juga tercermin dari realisasi pajak hiburan sebesar 46,61 persen atau Rp10.121.266.146 dengan realisasi di triwulan III Rp21.712.661.997 dibandingkan triwulan II yang mencapai Rp11.591.395.851.

“Dari ketiga sektor itu terdapat peningkatan pendapatan 48,25 persen. Pendapatan ini belum termasuk dari reklame, BPHTB, PBB dan lainnya. (Yudi Karnaedi/Parwata/balipost)

BAGIKAN