Tim SAR gabungan melakukan pencarian seorang anak yang masih tertimbun bangunan di Kampung Gintung, Desa Mangunkerta, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (24/11/2022). Hingga hari keempat, anak berusia tujuh tahun yang tertimpa bangunan madrasah tersebut belum ditemukan dan akan dilanjutkan pada Jumat (25/11). (BP/Dokumen Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan terjadi gempa di Cianjur, Jawa Barat, dengan kekuatan magnitudo 4,1 pada Jumat dini hari.

“Pusat gempa berada di darat 12 kilometer barat daya Cianjur,” tulis BMKG, Jumat (25/11), dikutip dari Kantor Berita Antara.

Gempa terjadi pada hari Jumat pukul 01.44 WIB dengan titik kedalaman 10 kilometer. Titik gempa berada di koordinat 6,89 Lintang Selatan (LS) 107,05 Bujur Timur (BT).

Dampak gempa dirasakan di Cianjur dengan ukuran IV Skala Mercali yang dimodifikasi (MMI).

Baca juga:  Paripurna DPR Sahkan Yudo Margono Jadi Panglima TNI

Menurut keterangan di situs BMKG, getaran dengan skala tersebut dapat dirasakan oleh orang banyak dalam rumah. Jika di luar rumah, dirasakan oleh beberapa orang.

Getaran itu menyebabkan gerabah pecah, jendela atau pintu berderik, dan dinding berbunyi. Dampak gempa juga dirasakan dengan ukuran III Skala MMI di Sukabumi, dan ukuran II Skala MMI di Bogor.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memprediksi gempa susulan memang masih ada hingga sepekan setelah gempa pertama terjadi pada Senin (21/11), yang berkekuatan 5,6 magnitudo. “Perlu kami sampaikan perkembangan terakhir, biar masyarakat semakin tenang,” kata Dwikorita di Pendopo Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Baca juga:  Juni-Juli 2024, Presiden Jokowi Dijadwalkan Berkantor di IKN

Meski semakin melemah, ia pun meminta masyarakat khususnya pengungsi untuk mewaspadai potensi hujan yang semakin meningkat hingga puncaknya pada bulan Desember 2022 di wilayah Cianjur.

“Yang dikhawatirkan adalah longsor dan banjir bandang, ini yang berada di bantaran sungai dan lereng gunung ini mohon (waspada),” kata dia.

Untuk itu, ia pun menganjurkan kepada masyarakat pengungsi di Cianjur untuk tidak membuat tenda-tenda mandiri sebagai posko pengungsian di lokasi yang berdekatan dengan lereng atau lembah.

Baca juga:  RSBM Rencanakan Operasi Anak Berkelamin Ganda

Karena, kata dia, lokasi-lokasi itu berpotensi longsor karena hujan atau adanya guncangan gempa susulan. Sehingga menurutnya pengungsi harus cermat menentukan lokasi posko pengungsian mandiri.

“Mohon lokasi pengungsian jangan terlalu dekat dengan pinggir lembah, mohon ada yang turun begitu, semakin ke arah lapang itu semakin aman,” kata dia.

Pada hari keempat pasca gempa, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada sebanyak 272 korban meninggal dunia di Cianjur. Selain itu, ada sebanyak 39 orang yang masih dalam pencarian Tim SAR gabungan. (kmb/balipost)

BAGIKAN