Sejumlah tim SAR gabungan melakukan pencarian korban tertimbun longsor gempa bumi di Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (24/11/2022). (BP/Antara)

CIANJUR, BALIPOST.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapan bahwa korban meninggal dunia akibat gempa yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, kembali bertambah di hari kelima pencarian sejak bencana terjadi. Jumlah korban jiwa menjadi 310 orang setelah ditemukan 17 jenazah pada Jumat (2/11) 2022.

Adapun sebelumnya pada Kamis (24/11), BNPB menyatakan ada 272 korban yang meninggal dunia. Kemudian pada Jumat, ada sembilan jenazah yang ditemukan di area pencarian Warung Sate Sinta dan ada delapan jenazah ditemukan di area Desa Cijedil, Cugenang.

Baca juga:  Hari Kedua, Tambahan Pasien COVID-19 Sembuh Nasional Lebih Banyak dari Kasus Baru

“Dan yang masih belum ditemukan adalah 24 orang, nah 24 orang ini masih dicari terus, tetapi 24 orang ini jelas idenitasnya, sehingga kalau ditemukan tinggal dikurangi jumlah hilang,” Kepala BNPB Suharyanto di Pendopo Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dikutip dari Kantor Berita Antara.

Sebelumnya pada Kamis (24/11), ia menjelaskan ada tujuh orang warga pelintas yang dilaporkan hilang di area longsor Warung Sate Sinta. Namun, kata dia, ternyata ada sembilan jenazah yang Jumat ini ditemukan.

Baca juga:  Dari Karya “Atma Wedana” Kolektif hingga Gelombang Tinggi di Pebuahan

Padahal, kata dia, tujuh orang yang sebelumnya telah diketahui hilang di sekitar longsor Warung Sate Sinta itu sudah diketahui identitasnya. Sehingga dengan adanya sembilan jenazah yang ditemukan, menurutnya ada dua jenazah yang belum teridentifikasi.

“Mohon seluruh masyarakat di sekitar Cugenang atau seluruh Kabupaten Cianjur, atau dari luar Kabupaten Cianjur yang merasa ada keluarganya yang tidak ditemukan atau hilang untuk segera lapor,” katanya.

Di samping itu, kata dia, tidak ada perbedaan cukup signifikan terkait jumlah kerusakan materiil, seperti rumah rusak ringan, rusak berat, dan rusak sedang.

Baca juga:  Sidak ke Nusa Penida, Komisi II DPRD Klungkung Temukan Pengerjaan Beton Kurus Asal-asalan

Namun, kata dia, ada penambahan jumlah sekolah yang rusak menjadi 363, kemudian ada 144 rumah ibadah yang rusak, tiga fasilitas kesehatan yang rusak, dan 16 perkantoran yang rusak. “Tim masih terus bekerja di lapangan baik tim dari Kementerian PUPR, pemerintah, perguruan tinggi, BNPB, BPBD, jadi rumah rusak, berat, ringan, ini angkanya fluktuatif,” katanya. (kmb/balipost)

BAGIKAN