Suasana rapat terbatas terkait evaluasi pelaksanaan KTT G20 yang dipimpin Presiden Jokowi di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (28/11/2022). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan jajarannya untuk membentuk gugus tugas (task force) khusus. Ini, untuk menindaklanjuti kesepakatan multilateral dan bilateral yang terbentuk selama rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali pada 15-16 November 2022.

“Ini betul-betul yang paling penting segera ditindaklanjuti dengan membentuk task force untuk menyelesaikan kesepakatan-kesepakatan,” kata Presiden Jokowi saat membuka rapat terbatas terkait evaluasi pelaksanaan KTT G20 di Kantor Presiden, Jakarta, dikutip dari kantor berita Antara, Senin (28/11).

Baca juga:  Mudik Seru Menpar Arief Yahya Berujung Manis di Diaspora Banyuwangi

Jokowi mengatakan, dari pelaksanaan rangkaian KTT G20 pertengahan November 2022 lalu, terdapat 226 proyek yang bersifat multilateral dengan nilai 238 miliar dolar AS dan 140 proyek yang bersifat bilateral dengan nilai 71,4 miliar dolar AS. “Ini harus dipastikan semua proyek, program, dan inisiatif segera dapat dieksekusi dengan cepat,” ucap dia.

Jokowi juga melihat saat acara Business 20 (B20) di sela rangkaian KTT G20, banyak minat dan permintaan investasi ke Indonesia. Dia mengharapkan agar minat investasi delegasi G20 itu dapat diakomodasi dan terealisasi di Indonesia. “Saya lihat, misalnya, dari pemerintah Amerika Serikat melalui skema Partnership for Global Infrastructure and Investment sebesar 600 miliar dolar AS ini seperti apa. Kemudian 20 miliar dolar AS untuk pengembangan kendaraan listrik melalui Just Energy Transition Partnership (JETP) ini seperti apa,” kata dia.

Baca juga:  Tingkatkan Kapasitas SDM, Pelatihan Gelar Tenda Rumah Sakit Lapangan Dilaksanakan

Selain itu, terdapat juga komitmen investasi dari Jepang, Inggris dan Republik Korea untuk proyek kereta MRT di Jakarta. “Kerja sama dengan Turki untuk pembangunan jalan Tol Trans Sumatera dan lainnya. Saya lihat ini banyak sekali. Oleh sebab itu perlu ada task force khusus, misalnya, yang Amerika siapa (yang menindaklanjuti), yang UAE siapa, yang Korea siapa, yang Jepang siapa, yang China siapa, sehingga semuanya bisa secara detail ditindaklanjuti apa yang jadi kesepakatan di Bali,” tutur Presiden Jokowi. (Kmb/Balipost)

Baca juga:  Pemerintah Targetkan Nol Kematian DB di 2030

 

BAGIKAN