DENPASAR, BALIPOST.com – Potensi pariwisata Bali terus dikembangkan. Selain budaya dan keindahan alamnya, pelayanan kesehatan juga akan digunakan sebagai daya tarik. Pemerintah pusat, melalui sejumlah kementerian telah menyatakan bahwa Bali akan menjadi wisata kesehatan (health tourism) unggulan kelas dunia. Namun langkah ini sepertinya tidak akan semudah yang dibayangkan karena kultur melayani yang rendah dan budaya korupsi yang masih tinggi.
Setidaknya ada dua kementerian yang telah menyatakan Bali dijadikan destinasi kesehatan unggulan yakni Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pariwisata
Ekonomi Kreatif. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan pemerintah sedang mengembangkan Bali sebagai sebagai destinasi unggulan wisata kesehatan.
“Kami secara all out akan mempersiapkan destinasi pariwisata kesehatan, dan saat ini Kemenparekraf RI telah menetapkan logo branding ‘Indonesia Health
Tourism’ dan kampanye #SehatdanBugardiRumahSendiri dan #DiIndonesiaAja agar dapat digunakan bagi pemangku kepentingan wisata kesehatan di Indonesia,”
kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dikutip dari siaran resmi, Selasa (29/11).
Rencana pengembangan pariwisata kesehatan di Pulau Dewata dilakukan agar dapat menarik masyarakat Indonesia yang biasa berobat ke luar negeri untuk tetap
berobat di Indonesia untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal. Sebab, berdasarkan data dari Kemenkes pada 2021 adanya economic leakage sekitar Rp161 triliun per tahun dari masyarakat Indonesia yang berobat di luar negeri.
Sementara Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin sejak Agustus lalu mengungkapkan terpuruknya sektor ekonomi Bali saat pandemi COVID-19 yang berasal dari ketergantungan terhadap sektor pariwisata. Karenanya, perlu satu alternatif industri baru yang kuat dan tahan dalam menghadapi situasi dan kondisi ekonomi juga kesehatan kedepannya.
‘’Kita berupaya menggeser layanan tourism ke medis. Dengan pelayanan hotelier yang selama ini sudah ada, harusnya Bali bisa membangun industri kesehatan baru. Insya Allah ini bisa menjadi awal bagi industri kesehatan untuk menjadi industri kesehatan dunia sama seperti sektor pariwisata,’’ ujar Budi Sadikin.
Setelah industri kesehatan dikembangkan, diperkirakan tujuan wisatawan yang datang ke Bali akan semakin beragam, tidak hanya untuk wisata alam dan budaya tetapi juga wisata kesehatan. Namun, menjadikan Bali tujuan wisata kesehatan seperti Singapura tidak bisa hanya dengan membangun fasilitas kesehatan yang mewah.
Menurut Ketua Bali Corruption Watch Putu Wirata Dwikora, kultur korupsi yang masih melekat kuat akan menyulitkan dalam hal pemberian layanan kesehatan yang prima. “Singapura merupakan negara dengan tingkat korupsi yang rendah. Ini berkaitan dengan kemampuan sumber daya manusianya mengutamakan pelayanan profesional,” ujarnya. (Winata Nyoman/balipost)