Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) pada Rabu (30/11). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kewaspadaan dan sikap kehati–hatian yang disampaikan Presiden Jokowi untuk pemerintah pusat dan daerah menghadapi ketidakpastian ekonomi global ke depannya, telah disikapi pemerintah Provinsi Bali dengan membuat kerangka pemulihan dan transformasi ekonomi Bali. Meskipun Jokowi menyampaikan Maluku Utara meraih pertumbuhan tertinggi di dunia mencapai 27% dengan tingkat inflasi yang terjaga di bawah batas atas range Bank Indonesia
yaitu 3,3%, namun kondisi ekonomi Provinsi Bali tak kalah menggembirakan.

Ekonomi Bali pada triwulan III 2022 mampu tumbuh
8,09% secara yoy. Sekda Bali, Dewa Made Indra, saat Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) pada Rabu (30/11) mewakili Gubernur Bali menyampaikan, arah pembangunan Provinsi Bali 2023 yaitu menyeimbangkan struktur dan fundamental perekonomian Bali melalui
Ekonomi Kerthi Bali. Prioritas pembangunan Bali pada 2023 yaitu, bidang sandang, pangan, dan papan, bidang kesehatan dan pendidikan, bidang jaminan sosial dan ketenagakerjaan, bidang adat, agama, tradisi, seni dan budaya, bidang pariwisata. Semua prioritas pembangunan tersebut telah didukung dengan pembangunan infrastruktur darat, laut, dan udara secara terintegrasi dan terkoneksi.

Baca juga:  Tambahan Pasien COVID-19 Sembuh di Bali Masih Capai 3 Digit

Ia menyampaikan target makro pembangunan 2023 yaitu pertumbuhan ekonomi 4,6%- 5,4%, PDRB per kapita riil Rp44 juta-Rp48 juta. PDRB per kapita nomial Rp66 juta-Rp71 juta, inflasi 3% plus minus 1%, kemiskinan 3,50% – 4%, pengangguran terbuka 1,90% – 2,74%, Indeks Pembangunan Manusia atau IPM 75,56 – 80, dan indeks gini ration 0,3740.

Dalam mencapai itu, Dewa Indra menyampaikan kerangka pemulihan dan transformasi ekonomi Bali menuju Bali yang berkelanjutan yaitu Bali pintar dan sehat, Bali produktif, Bali Hijau, Bali terintegrasi, Bali smart island, Bali kondusif. Pemprov Bali mengambil strategi jangka pendek 2021-2022 untuk mencapai target tersebut di antaranya pengendalian Covid -19 dan vaksinasi Bali Wide, pemberian bantuan sosial dan padat karya, memberikan
insentif dan fasilitasi usaha, meningkatkan citra Bali sebagai Bali Aman Covid-19, melakukan reaktivasi destinasi wisata Bali, dan reaktivasi ekonomi non
pariwisata.

Sementara strategi jangka menengah yaitu transformasi ekonomi Bali mulai 2023. Transformasi tersebut meliputi
transformasi sektor pariwisata dan diversifikasi ekonomi melalui enam strategi utama yaitu menjabarkan program ekonomi yang berkelanjutan.

Baca juga:  Polisi Bubarkan Pemuda Nongkrong di Puputan Badung

Di antaranya, Bali Produktif dengan modernisasi pertanian, kelautan dan perikanan, penguatan industri pengolahan, penguatan UMKM, penguatan pariwisata, pengembangan ekonomi kreatif. Penjabaran program Bali Hijau di
antaranya penggunaan energi bersih di Bali, transformasi pengelolaan sampah, penggunaan transportasi bersih, transformasi hijau pada sektor pariwisata dan pertanian, dan pengembangan blue economy Bali.

Sementara Program Bali Kondusif dan Berintegritas di antaranya menjabarkan reformasi keuangan daerah, pembiayaan inovatif untuk pembangunan Bai, perbaikan kemudahan berusaha, reformasi birokrasi dan kelembagaan. Program Bali Terintegrasi menjabarkan peningkatan infrastruktur konektivitas, Bali menjadi hub logistik udara, integrasi ekonomi Bali Nusra dan Bali sebagai pengungkit ekonomi NTT dan NTB.

Penjabaran program Bali Smart Island di antaranya peningkatan literasi, bakat dan kompetensi SDM terampil
digital, penguatan pemahaman dan praktik digital pada dunia usaha start up, UMKM dan industri ekonomi kreatif, optimalisasi layanan wisata dan destinasi digital, membangun smart island destination, peningkatan kualitas infrastruktur digital.

Sementara Deputi Kepala BI KPwBI Gusti Agung Diah Utari menyampaikan, evaluasi kinerja ekonomi Bali 2022,
outlook ekonomi Bali 2022 – 2023, tantangan serta rekomendasi. Pertumbuhan ekonomi Bali mencapai 8,09% yoy merupakan pertumbuhan yang lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,7 %.

Baca juga:  Dana Operasional Dirasionalisasi, Petugas Siram Tanaman Pakai Ember

Pertumbuhan ekonomi Bali berada di peringkat ketiga di Indonesia, meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu.
Lapangan usaha yang menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi adalah akomodasi, makan dan minum seiring dengan jumlah kunjungan wisatawan. Momentum liburan dan meningkatnya frekuensi penerbangan membuat kunjungan wisatawan menguat.

Saat pandemi membuat pergeseran jumlah tenaga kerja, kini sektor akmamin sudah terlihat peningkatan penyerapan naker mendekati seperti periode sebelum pandemi. Bali juga mengalami perubahan struktur ekonomi yang mana pada 2019, penyediaan akmamin memiliki porsi terhadap PDRB Bali sebesar 23,25% pada 2022 menjadi 18,43%. Sementara transportasi dan pergudangan pada 2019 berkontribusi 9,79% pada PDRB, kini pada 2022 kontribusinya 7,86%. Justru yang kontribusi meningkat adalah sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, konstruksi, dll. (kmb/balipost)

BAGIKAN