Beberapa buruh tani merontokkan padi di lahan pertanian Peguyangan, Denpasar, Senin (26/10). (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Salah satu penyumbang inflasi nasional di November 2022 adalah kenaikan harga beras yang tak bisa dibendung. Di Bali, hasil pantauan Bali Post menunjukkan harga beras premium mencapai RP11.650 per kilogram.

Sejumlah pedagang di Denpasar, Senin (5/12) kemarin mengungkapkan harga beras jenis premium segala merek terus naik sejak dua minggu lalu. Harga beras dengan kualitas bagus 25 Kg kini dijual seharga Rp292.000 – Rp298.000. Padahal sebelumnya hanya Rp277.000.

Baca juga:  Triwulan II 2022, Ekonomi Bali Tumbuh 3,04 Persen

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Setianto membenarkan, salah satu penyumbang inflasi di November 2022 adalah komoditas beras, yang turut andil sebesar 0,37 persen secara month-to-month (mtm). Dia mengatakan, dalam empat bulan terakhir ini, memang terdapat sejumlah hal yang membuat harga beras kian merangkak naik, sehingga kerap berkontribusi pada inflasi di setiap bulannya. “Seperti akibat efek musiman berupa penurunan produksi beras menjelang akhir tahun, serta dampak dari penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM),” kata Setianto.

Baca juga:  Rugikan Pariwisata Bali, BPPD Ajukan Usulan Revisi Pasal RKUHP

Dia menambahkan, berdasarkan data dari Badan Pangan Nasional, per hari ini harga beras premium naik sebesar Rp150 menjadi Rp12.910 per kilogram (kg). Hal itu juga turut diikuti dengan kenaikan harga pada beras medium, yang naik Rp140 menjadi Rp11.320 per kg. “Harga tersebut merupakan harga rata-rata nasional di tingkat konsumen,” ujar Setianto.

Sementara, berdasarkan data sebaran wilayah kenaikan harga beras, Setianto melaporkan bahwa harga beras tertinggi berada di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp16.400 per kg. Sementara harga beras terendah yakni di Nusa Tenggara Barat, yakin sebesar Rp11.080 per kg. (kmb/balipost)

Baca juga:  Banyak HKBN di Mei, Bali Justru Deflasi
BAGIKAN