Sebuah rumah warga di Karangasem mengalami kerusakan akibat gempa yang mengguncang Selasa (13/12) sore. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Gempabumi masih terus terjadi di Karangasem pada Rabu (14/12). Dari data BMKG, hingga pukul 12.00 WITA, terjadi 62 gempa susulan (aftershock).

Gempa bermagnitudo terbesar M4,6 dan terkecil M1,9. Jika dilihat dari grafik yang dikeluarkan BMKG, gempa susulan banyak terjadi pada Selasa (13/12) dari pukul 17.56 hingga 22.00 WITA. Di rentang waktu itu, terjadi gempa sebanyak 44 kali. Sementara pada pukul 22.00 sampai 01.00 WITA di Rabu (14/12), terjadi 15 kali gempa.

Baca juga:  Dua Hari Kebanjiran, 400 KK Terdampak di Pengambengan

Intensitas gempa menurun pada pukul 01.00 sampai 04.00 WITA dengan jumlah 5 kali gempa. Kemudian, gempa kembali meningkat dari rentang waktu pukul 04.00 WITA hingga 07.00 WITA dengan jumlah 7 kali. Di periode waktu 07.00 sampai 10.00 WITA, intensitasnya mereda dengan hanya 1 kali gempa.

Terpisah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem menepis adanya anggapan bahwa gempa yang mencapai puluhan kali ini diakibatkan aktivitas Gunung Agung. Dalam rilisnya, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali, Made Rentin, menginformasikan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pos Pengamat Gunung Api Agung. “Kami lakukan koordinasi dengan Pos Pengamat Gunung Api Agung bahwa rentetan gempa tektonik yang terjadi di Kabupaten Karangasem tanggal 13- 14 Desember 2022 tidak berdampak langsung pada aktivitas Gunung Api Agung,” tegasnya.

Baca juga:  5 Hari Alami Penurunan Kasus Baru, Bali Catatkan Lagi Tambahan Belasan Kasus Positif COVID-19

Berdasarkan data relevan, lanjutnya, aktivitas Gunung Api Agung juga tidak melihatkan tanda-tanda peningkatan aktivitas. ‘Untuk itu diharapkan masyarakat tetap tenang, dan tidak terpengaruh informasi yang bukan berasal dari Instansi Pemerintahan,” jelas Rentin. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN