SEMARAPURA, BALIPOST.com – Jembatan penghubung antara Dermaga Banjar Nyuh Desa Ped Nusa Penida ponton, tiba-tiba ambruk saat dilalui puluhan penumpang, Kamis (15/12). Kondisi demikian membuat sejumlah wisatawan sempat panik dan jatuh ke laut, hingga berupaya keras menyelamatkan diri.
Dipastikan tidak ada korban dalam peristiwa tersebut. Namun, banyak peralatan elektronik milik wisatawan hilang hingga rusak, karena terendam air laut.
Camat Nusa Penida I Komang Widiyasa Putra saat dihubungi usai kejadian ini, menyampaikan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.00 WITA. Ambruknya jembatan diduga karena melebihi kapasitas.
Padahal, jembatan penghubung yang sedang dibangun Kementerian Perhubungan RI ini belum diserahterimakan. “Ini terjadi karena diduga jembatan itu sudah kelebihan muatan, sehingga beban terlalu berat. Sementara jembatan penghubung tidak kuat untuk menahan beban dari penumpang,” katanya.
Camat Nusa Penida memastikan tidak ada korban jiwa. Namun informasinya kerugian yang diakibatkan, yakni banyak wisatawan kehilangan HP dan peralatan wisatawan lainnya juga yang rusak, setelah sempat jatuh langsung ke laut. Ada juga yang mengalami luka lecet.
Para penumpang ini rencananya melalui jembatan penghubung tersebut untuk naik ke dalam fast boat Semabu Hills yang akan berangkat menuju Pelabuhan Sanur. Penumpang didominasi olah WNA, terutama penumpang berwarga negara India.
Total, ada sekitar 35 orang penumpang yang mencoba melintasi jembatan penghubung secara bersamaan. Padahal kondisi jembatan ini sudah tidak memungkinkan untuk dilintasi secara bersamaan.
Informasi dari sejumlah warga setempat, kondisi jembatan penghubung ini sudah nampak berbahaya sejak tiga hari sebelumnya. Bahkan, melihat kondisi demikian, penumpang yang melintas pada hari berikutnya sesungguhnya sudah mulai dibatasi, untuk menghindari ambruknya jembatan.
Tetapi, untuk kejadian ini, penumpang tidak dibatasi lagi, sehingga ambruk lah jembatan penghubung tersebut.
Menyikapi kejadian ini, dermaga ini sementara ditutup. Bupati Klungkung Nyoman Suwirta saat dihubungi juga mengaku sudah mendengar kejadian ini. Dia kembali memastikan bahwa jembatan penghubung tersebut dibangun Kementerian Perhubungan RI, bukan dari Pemkab Klungkung. Pembangunannya belum selesai dan belum diserahterimakan. “Karena ini masih tanggungan rekanan, tentu harus diperbaiki. Yang punya fast boat nanti harus menghitung kekuatan jembatan itu. Seharusnya jika belum selesai jangan dipakai dulu. Pemilik fast boat harus mengutamakan keselamatan penumpang,” katanya.
Dia menegaskan akan segera turun ke lokasi untuk memastikan kondisi terakhir jembatan penghubung tersebut. Kemudian menentukan langkah-langkah apa yang bisa dilakukan pemerintah daerah, untuk mempercepat proses perbaikannya. Sehingga, nantinya bisa dipakai lagi untuk kenyamanan penumpang yang ke Nusa Penida maupun keluar dari Nusa Penida. (Bagiarta/balipost)