NEGARA, BALIPOST.com – Komitmen Pemkab Jembrana dalam melindungi kain tenun tradisional Bali diwujudkan dengan membangun gedung sentra tenun. Sentra tenun Jembrana diresmikan, Kamis (22/12), oleh Bupati Jembrana I Nengah Tamba. Sentra tenun yang menampung hasil kerajinan tenun Jembrana ini menjadi satu-satunya pusat tenun di Bali yang juga menyediakan tempat untuk menenun kain khas Jembrana.
Sentra tenun Jembrana yang dibangun dengan sumber anggaran dari DAK Kementerian Perindustrian RI juga sebagai pusat oleh-oleh hasil UMKM Jembrana. Sehingga, pembangunan sentra tenun sekaligus wujud keseriusan Pemkab Jembrana mengimplementasikan Pergub Nomor 79 Tahun 2018 Provinsi Bali tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali dan Surat Edaran Gubernur Nomor 04 Tahun 2021 Tentang Penggunaan Kain Tenun Endek Bali / Kain Tenun Tradisional Bali sebagai upaya perlindungan kain tradisional Bali.
Bupati I Nengah Tamba mengatakan, sentra tenun merupakan jawaban dari untuk produk tenun Jembrana yang masih sering terkendala pemasaran. “Lokasi ini akan menampung seluruh hasil tenun perajin Jembrana. Selain itu juga diisi berbagai produk UMKM sehingga bisa menjadi pusat oleh-oleh,” kata Bupati Tamba usai Peresmian Gedung Sentra Tenun Jembrana bertempat di Gedung Sentra Tenun Kabupaten Jembrana.
Menurutnya, terwujudnya sentra tenun merupakan impian dan salah satu bagian ekosistem terbentuknya tempat-tempat kunjungan wisata di Jembrana. Soal destinasi wisata di Jembrana ,Ia mengakui hari ini masih biasa-biasa saja dan belum sesuai ekspektasinya. Namun, di tahun 2026 nanti diharapkan mampu menjadi kunjungan wisatawan dunia.
“Hari ini boleh saja masih slow akan tetapi pada tahun 2026 begitu kunjungan wisata akan terjadi di jembrana ini akan menjadi jadi pusat keramaian. Karena setiap tamu yang datang ke jembrana wajib datang ke rumah tenun, all in one, krematorium dan Jagatnata,” ujarnya.
Disisi lain Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Jembrana I Komang Agus Adinata mengatakan dengan keberadaan sentra tenun Jembrana sebagai rumah produksi terpadu dan pusat marketing terpadu seluruh produk-produk yang dihasilkan masyarakat Jembrana. Sesuai fungsinya diharapkan mampu membangkitkan gairah para pelaku usaha mikro, utamanya para pengerajin tenun untuk mengembangkan usahanya dan terus naik kelas sehingga dapat mensejahterakan dirinya dan masyarakat pada umumnya.
“Kita sudah melatih 62 yang baru, yang umurnya 18-25 Tahun. Terus yang diversifikasi produk tenun turunan ada 75. Pemasaran sesuai dengan surat pak Gubernur, terutama mewajibkan PNS menggunakan baju endek di hari Selasa dan di hari Kamis untuk pakaian adat. Dari animo itu aja sudah bisa menyerap produk-produk hasil tenunan, ” ungkapnya.
Adinata menjelaskan ke depan setelah kedatangan wisatawan pihaknya akan mempersiapkan penenun lebih banyak lagi untuk peningkatan kapasitas produksi. “Kita di Pemkab, Bupati telah menyiapkan dana talangan bagi tenun, untuk UMKM lain kita masih berkolaborasi akan kita satukan, akan kita bentuk koperasi untuk memudahkan mengendalikan dan manajemen seluruh produk-produknya, ” jelasnya.
Sementara salah satu pengerajin Tenun Jembrana , Gusti Ayu Putu Artini mengaku senang atas kehadiran sentra tenun. Dengan adanya sentra tenun ini . Ia berharap tenun jembrana kedepannya bisa lebih maju. “Kami merasa senang bisa menyalurkan hasil-hasil tenun kami disini dan para pengrajin juga bisa ikut menenun di sentra tenun ini. Semoga tenun Jembrana bisa lebih maju dan sukses dan pemerintah selalu bisa menggandeng dan menjembatani kami IKM dan pengerajin,” tandasnya (Adv/Balipost)