Petugas mengevakuasi korban tertimpa pohon di Jl. Sudirman, Denpasar pada Jumat (23/12) malam. Akibat pohon tumbang ini, seorang tewas dan seorang lagi luka-luka. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Hujan disertai angin kencang melanda pada Jumat (23/12) malam. Akibat cuaca ekstrem ini, pohon bertumbangan di sejumlah lokasi di Denpasar.

Menurut Kepala BPBD Denpasar, I.B. Joni Ariwibawa, Sabtu (24/12), pohon tumbang menimbulkan satu korban jiwa dan seorang luka-luka di Jl. Sudirman, Denpasar. Seorang sopir, Suwarto (39) tewas tergencet dan penumpangnya, Vebry Aberson Simarmata (23) mengalami luka lecet.

Selain peristiwa nahas itu, ia menyebutkan setidaknya ada sejumlah titik pohon tumbang yang ditanganinya. Di antaranya, pohon tumbang di Jl. Ahmad Yani Utara di depan Puri Peguyangan, Denpasar Utara, Jl P.B Sudirman di depan SMP Santo Yoseph, Denpasar, dan Jl Raya Sesetan, Denpasar Selatan.

Baca juga:  Arus Lalin di Bangli Terganggu, Tanah Longsor dan Pohon Tumbang Melanda Sejumlah Lokasi

Peristiwa pohon tumbang juga terjadi di Jl Setra Dalem Sesetan di depan Setra Sesetan, Denpasar Selatan, Jl Pulau Lingga, Denpasar, di depan Br Ambengan Pedungan, Denpasar Selatan, dan Jl Malboro, Denpasar Barat. “Ini yang sudah ditangani Tim Damkar BPBD Kota Denpasar dari semua Pos (Pos Induk, Juanda, Cokro, Mahendradata) dan DLHK Kota Denpasar),” ujar Joni.

Petugas melakukan pembersihan material pohon tumbang akibat cuaca ekstrem yang melanda Denpasar. (BP/ara)

Sehari sebelumnya, Kamis (22/12) malam, sejumlah pohon juga bertumbangan karena cuaca ekstrem. Salah satunya pohon beringin yang berada di Lapangan Puputan Badung.

Baca juga:  SMAN 1 Tampaksiring dan Unud Juara I LCC Bulan Bung Karno 2024

Pohon di Jalan WR. Supratman juga tumbang dan menghalangi jalan. BPBD dan DLHK berkolaborasi untuk penanganan.

Dikatakan, Kabid Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup dan Pertamanan Kota Denpasar, Ida Ayu Widhiyanasari,ST., pohon jenis Angsana yang paling rawan tumbang. Karena itu, ke depan pihaknya tidak lagi menanam pohon jenis itu. “Jenis Angsana paling rawan. Makanya kita nanti tidak lagi nanam jenis itu,” jelasnya.  (Asmara Putera/balipost)

Baca juga:  Tambahan Harian Masih di Atas 300, Kumulatif Kasus COVID-19 Bali Lampaui 30.000 Orang
BAGIKAN