BANGLI, BALIPOST.com – Kerap termarjinalisasi, perempuan-perempuan penyintas kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebetulnya mampu bangkit dan mengambil alih perekonomian mereka untuk mendukung keluarganya. Inilah yang disampaikan oleh Direktur Keuangan PLN, Sinthya Roesli saat menghadiri penutupan kegiatan pelatihan pemberdayaan penyintas KDRT masih dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-94 Tahun 2022, di Museum Geopark Batur, Bangli, Jumat (23/12).
Ia juga mengatakan untuk mendukung para penyintas ini, PLN melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN Peduli bekerja sama dengan berbagai pihak salah satunya dengan Yayasan Benih Baik Indonesia, bersama menggelar serangkaian pelatihan yang relevan dengan kebutuhan mereka.
“Program yang diinisiasi antara lain pelatihan paralegal oleh LBH Bali Women Crisis Center (WCC) yang telah diikuti oleh 300 peserta dari Tabanan, Denpasar, Bangli, dan Badung, sehingga kami berharap kesuksesan ini dapat menjadi role model untuk dikembangkan di daerah lain,” ujarnya.
Sinthya menjelaskan pelatihan lainnya untuk peningkatkan perekonomian juga disertakan, seperti pelatihan kerajinan aksesoris, pembuatan dupa, serta kuliner berbasis rumahan. Diharapkan, hasilnya mampu membangkitkan semangat bagi para penyintas agar semakin berdaya.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga menyampaikan apresiasinya kepada berbagai pihak yang turut menyukseskan kegiatan ini. Ia secara khusus memberikan perhatian pada masalah kekerasan pada perempuan karena menurutnya fenomena ini seperti gunung es yang kasusnya masih banyak tidak dilaporkan.
“Peran kita sangat penting untuk memperhatikan kondisi fisik dan psikis para penyintas melalui pemberian pendampingan, oleh karena itu program ini diharapkan tidak berhenti di Bali namun ke depannya harus ditingkatkan melalui sinergi dan kolaborasi,” terang Bintang.
Ia menyebutkan potensi pemberdayaan masih besar antara lain pemberdayaan bagi perempuan prasejahtera, perembuan kepala keluarga dan perempuan penyintas kekerasan seksual mapun KDRT. “Ketika berbicara mengenai isu perempuan maka kita akan bicara berbagai isu dari lintas sektoral dengan tantangan budaya patriarki yang begitu tebal di Indonesia, apalagi hingga 49,48 persen penduduk Indonesia merupakan perempuan, sehingga PR-nya pun banyak,” ungkap Bintang.
Hari ini masih dalam nuansa momentum perayaan Hari Ibu, sehingga Ia mendorong berbagai pihak agar menhadi penyemangat bagi perempuan Indonesia, karena tidak ada yang tidak mungkin asal diberikan kesempatan dan peluang tersedia. “Teruslah berkarya menjadi perempuan mandiri dan tangguh serta inovatif dan kreatif bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Peremuan berdaya Indonesia maju,” tutup Bintang.
Program pemberdayaan perempuan oleh PLN Peduli turut dihadirkan bagi Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mina Lestari Batu Lumbung. Kelompok ini fokus pada pelestarian mangrove yang sekaligus turut memanfaatkan limbah mangrove untuk dijadikan berbagai komoditi antara lain, kopi, sirup, camilan ringan, teh, yang berbahan dasar buah lindur mangrove serta produk kerajinan ecoprint dengan teknik pewarnaan alami dari limbah buah mangrove.
PLN melalui perusahaan Sub Holding PT Indonesia Power berkomitmen untuk melaksanakan capacity building, penambahan sarana dan prasarana pendukung untuk meningkatkan motivasi dan memberi semangat bagi ibu-ibu istri nelayan yang sempat terpuruk perekonomiannya saat COVID-19 merebak. (Adv/balipost)