DENPASAR, BALIPOST.com – Atlet selancar andalan Bali I Gusti Made Oka Sulaksana, mengakui kelas baru IQ foil sangat langka, baik peselancar spesialis nomor ini maupun alatnya. Bahkan, alat IQ.foil baru dimiliki Jabar satu unit, dan belum ada atlet yang menggeluti nomor ini.

Padahal, hajatan multievent mulai SEA Games Kamboja. Asian Games Hangzhou 2023, termasuk Prakualifikasi Olimpiade 2023, nomor IQ Foil resmi dipertandingkan.

Ketua Pengprov Porlasi Bali I Gusti Made Oka Sulaksana, di Denpasar, Senin (26/12), menceritakan, dirinya siap turun di nomor IQ foil, namun hingga kini PB Porlasi belum melayangkan pemanggilan pelatnas. “Kalau disiapkan alatnya, saya akan berlaga hajatan mulitevent se-Asia Tenggara,” ungkap peselancar kelahiran Sanur, 29 April 1971 ini.

Baca juga:  Oka Sulaksana dan Maria Londa Sabet Emas

Apalagi, kata dia, agenda 2023 cukup pada mulai Pra PON, SEA Games, Asian Games, sampai perburuuan tiket ke Olimpiade Paris 2024. “Seluruh hajatan multievent melombakan nomor IQ foil. Apalagi, tiket Olimpiade harus direbut melalui Pra Kualifikasi, berupa Kejuaraan Dunia seri yang harus diikuti,” tukas Oka Sulaksana.

Menurut dia, KONi Bali bisa menbeli alat atau pemerintah, mengingat alat ini juga digunakan untuk Pra PON termasuk PON. “Kelas IQ foil tergolong jenis nonor baru yang dilombakan, tetapi senantiasa dilombakan sampai tingkat dunia,” jelas dia,

Baca juga:  Krisis, Sejumlah Sekolah Dibiarkan Tanpa Kepala Sekolah

Harganya berkisar Rp 150 juta sampai dengan Rp 160 juta. Ok Sulaksana mengisahkan, dirinya mulai berlatih selancar sejak usai 8 tahun.

Ia mulai turun di Bali Open 1985, baru usia 14 tahun. Selanjutnya, Ketua Porlasi Bali kala itu, Ngurah Wijaya menerjunkan dirinya pada Singapore Open Desember 1985, dan merebut juara. “Sejak itu, Ngurah Wijaya terketuk membelikan alat dan nama saya turun pada berbagai event,” kenangnya.

Ia mengusung bendera Bali dan langganan berlaga pada hajatan multievent empat tahunan antarprovinsi se-Indonesia. “Saya ikut PON pertama kali sekitar tahun 1990-an, dan, terakhir PON XX di Papua 2021, saya setia mendulang emas tiap kali PON, emas terakhir di Bumi Cendrawasih, pada nomor RSX open,” ujar Oka Sulaksana yang kini berusia 51 tahun ini.

Baca juga:  Oka Sulaksana dan Putranya Rebut Tiket PON

Malahan, lanjut dia, SEA Games dan Asian Games, driinya juga sering menyabet emas, hingga empat kali tampil pada hajatab multievent empat tahunan antarnegara terakbar di jagat raya ini, persisnya di Atlanta, Athena (Yunani), Sydney (Australia), serta Cina. “Olahraga ini selain memerlukan fisik dan stamina tangguh, juga dituntut piawai membaca kondisi lm mulai arah mata angin, arus serta gelombang laut,” ucapnya. (Daniel Fajry/balipost)

BAGIKAN