Seorang warga berjalan di jalur pedestrian Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (22/11/2022). Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 4,37 persen pada 2023. (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Ekonomi Indonesia diproyeksi akan mengalami moderasi dengan tumbuh di kisaran 5,3 persen year on year (yoy) pada triwulan IV-2022. Proyeksi tersebut diungkapkan Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Rizal Taufikurrahman, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (28/12).

Sebelumnya, Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,72 persen yoy pada triwulan III-2022 yang ditopang oleh fundamental ekonomi dalam negeri yang kuat.

Baca juga:  Dukung Pungutan 10 Dolar

“Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan IV-2022 akan sedikit melambat dibandingkan triwulan III-2022. Yakni akan terjadi moderasi di angka kisaran 5,3 persen,” kata Rizal saat dihubungi oleh Antara di Jakarta, Rabu.

Dia menyampaikan beberapa faktor yang memperlambat ekonomi pada triwulan IV-2022, diantaranya perlambatan siklus ekonomi yang biasanya terjadi di triwulan-IV, dan efek basis di akhir tahun yang tinggi sehingga angka pertumbuhan menjadi rendah.

Selain itu, juga kondisi siklus bisnis yang terjadi pelambatan atau penurunan terutama ekspektasi di akhir tahun.

Baca juga:  BRI Tingkatkan Pertumbuhan Segmen Wholesale

Lebih lanjut, dia memproyeksikan inflasi akan menyentuh angka 6,45 persen pada akhir tahun 2022, yang utamanya terpengaruh oleh pergerakan dari volatile food atau harga pangan bergejolak dari sektor hortikultura.

Dia menjelaskan beberapa penyebab inflasi tinggi tersebut adalah kenaikan biaya transportasi akibat kebijakan kenaikan harga BBM, serta komponen inflasi dari volatile food atau harga pangan yang bergejolak. “Seperti bawang merah, bawang putih, cabai merah, daging sapi dan daging ayam,” kata Rizal.

Baca juga:  Bantu Ekonomi Tumbuh Positif, Presiden Minta Kementerian Dongkrak Konsumsi

Dalam menghadapi tahun 2023 yang dianggap tahun resesi global, ia mengingatkan perlunya upaya untuk meningkatkan produktivitas ekonomi nasional terutama industri manufaktur, serta ekspor komoditas energi dan pangan strategis.

Selain itu, meningkatkan efisiensi fiskal agar dapat menumbuhkan ekonomi yang efektif, serta membelanjakan fiskal untuk meningkatkan kinerja yang secara langsung berdampak terhadap ekonomi. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN