Sekjen DPP Projo Handoko (tengah) saat konferensi pers "Selamatkan Jokowi, Tolak Penundaan Pemilu" di Kantor DPP Projo, Jakarta, Rabu (28/12/2022). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Relawan Projo (Pro Jokowi) menolak wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo tiga periode. Sikap tegas itu sampaikan Bendahara Umum Relawan Pro Jokowi (Projo) Panel Barus, di Jakarta, Rabu (28/12).

“Hari ini sekali lagi DPP Projo menyampaikan sikap kami secara resmi. Selamatkan Jokowi dan tolak penundaan Pemilu. Buat kita isu penundaan Pemilu dan tiga periode berbahaya buat Jokowi,” kata Panel di Kantor DPP Projo, seperti dikutip dari kantor berita Antara.

Baca juga:  Ke Depan, Tak Semua Bandara Dibuka untuk Maskapai Asing

Menurutnya, wacana tersebut berbahaya karena bertabrakan dengan konstitusi UUD 1945, demokrasi dan berlawanan dengan semangat reformasi. Ia juga menilai wacana tersebut bisa mendorong lahirnya kekuasaan yang totalitarian. “Dan kita tidak mungkin ada dalam posisi yang mengamini tindakan-tindakan berbahaya,” ujarnya.

Sekjen DPP Projo Handoko juga menyebut bahwa wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden berbahaya dan merusak bangunan demokrasi. “Suara-suara tersebut seakan menjadi pengingkaran terhadap konstitusi dan demokrasi, serta mengangkangi sikap pemerintahan Jokowi yang sudah menetapkan 14 Februari 2024 sebagai tanggal dilaksanakannya pemilihan umum,” katanya.

Baca juga:  Tiga Nama Calon Pj Gubernur Bali Telah Diserahkan ke Mendagri

Selain itu, lanjut dia, wacana penundaan pemilu tidak memiliki dasar, prasyarat dan syarat yang mengharuskan terjadinya penundaan pemilu. “Bagi Projo, suara-suara tersebut justru berpotensi menjerumuskan kepemimpinan Jokowi yang sejauh ini sudah berlangsung sangat baik dengan berbagai kemajuan yang sudah ditandakan,” tuturnya.

Ia menilai, pembatasan masa jabatan presiden dua periode dan pelaksanaan pemilihan umum setiap lima tahun sekali dilaksanakan agar terjadi sirkulasi elite untuk keberlanjutan regenerasi yang berlandaskan pada demokrasi berbasis pemerataan distribusi kekuasaan. “Ini akan menjadi sikap dasar bagi Projo bahwa kami berada pada garis depan nilai-nilai untuk menjaga menggawangi bahwa proses konsolidasi demokrasi harus terus berlanjut, regenerasi harus terus lanjut,” kata Handoko. (Kmb/Balipost)

Baca juga:  Bali Kembali Catatkan Penambahan Kasus Positif COVID-19 dan Pasien Sembuh

 

BAGIKAN