Sulinggih Ida Pandita Mpu Siwa Budha Daksa Darmita. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Galungan dan Kuningan yang jatuh pada 4 Januari dan 14 Januari 2023 berada pada dua tahun yang berbeda dari hitungan Masehi dan Saka. Sebab, tahun masehi sudah baru karena memasuki 2023, sedangkan tahun Saka masih berjalan.

Menurut Sulinggih Ida Pandita Mpu Siwa Budha Daksa Darmita dari Geria Agung Sukawati, Gianyar, sangat jarang terjadi tahun baru “bersamaan” dengan hari raya suci keagamaan Galungan dan Kuningan. Apalagi ada “persenyawaan” tahun masehi dengan tahun saka di tahun 2023 ini.

Dikatakan, hari raya suci Galungan dan Kuningan ini bisa memberikan makna keberuntungan/keunggulan “galungan” menuju kemakmuran “kuningan” bagi Bali. Apalagi, nuansanya sudah kelihatan sejak menginjak awal tahun ini.

Baca juga:  Jika Anggaran Tak Cukup, Pilgub Bali Lebih Baik Ditunda

Hal ini dapat dilihat cerahnya perekonomian Bali. Sepanjang jalan protokol sudah mulai ramai dan kadang-kadang macet.

Indikator ini harus dimanfaatkan masyarakat untuk berbenah demi kemajuan Bali. Dikatakan, saat ini masyarakat Bali sudah mulai memiliki pemikiran menjadi “agen perubahan”, utamanya pemangku kepentingan untuk menjaga lingkungan dan mengurangi dampak lingkungan.

Jika lingkungan sudah terjaga tentu dampak yang ditimbulkan bisa diminimalkan. “Titiang (saya, red) salut persembahan kepada para leluhur dan Hyang Widhi Wasa tidak sebatas wacana, ini sudah dipraktikkan dengan berpedoman pada susastra suci yang telah diwariskan oleh para leluhur kita,” ujar Ida Pandita, Senin (2/1).

Baca juga:  Hadapi Kelesuan Ekonomi, Pedagang Turunkan Harga Pernak Pernik Penjor Galungan

Terlebih, bila persembahan “korban suci” juga dilakukan sesuai dengan kaidah sastra dan tidak ada deviasi “pengekangan” sesuai dengan filosofis satyam, siwa, sundaram “sujati, asih gumasih, ngengonan” pada tahun 2023 ini, ia memprediksi Bali akan menapak jalan keberuntungan hingga kesuksesan. Jika hal di atas sudah dijalankan, apalagi bentuk atau rasa diskriminatif ditinggalkan di ranah kehidupan, Bali semakin moncer dan tidak tertandingi.

Baca juga:  Daya Beli Menurun, Tradisi "Tampah Kebo" Masih Berjalan

“Ini sebuah harapan semoga Bali menuai kesuksesan dalam segala bidang di tahun 2023. Mari kita lupakan 2022, 2021 dari segi ekonomi sangat berat bahkan sebagian masyarakat tak berdaya sama sekali. Harap jangan lupa berdoa dan bersyukur. Om asmabhyam citram vrsanam rayim dah, Om karatam nah suradasah, Om svasty rayim dadhatana, Om visvani amrtha saubagani,” pesan Ida Pandita. (Winatha/balipost)

BAGIKAN