Suasana upacara mendem pedagingan di Pura Kahyangan, Sumerta, belum lama ini. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Desa Adat Sumerta terdiri dari empat belas banjar adat yang berada di tiga wilayah dinas desa/kelurahan. Di antaranya Kelurahan Sumerta mewilayahi lima banjar adat yang terdiri dari Banjar Abian Kapas Tengah, Banjar Abian Kapas Kaja, Banjar Abian Kapas Kelod, Banjar Ketapian Kaja dan Banjar Ketapian Kelod.

Kemudian Desa Sumerta Kaja mewilayahi enam banjar adat yakni Banjar Kertabumi, Banjar Tegalkuwalon, Banjar Sima, Banjar Peken, Banjar Pande, dan Banjar Lebah. Selanjutnya Desa Sumerta Kelod mewilayahi tiga  banjar adat,  yakni Banjar Kedaton, Banjar Bengkel dan Banjar Kepisah.

Bendesa Adat Sumerta, I  Wayan Butuantara mengatakan dari Tat Twam Asi, Sat Kerthi Loka Bali sebenarnya ada enam unsur, sad artinya enam, sedangkan sat artinya inti, dengan demikian inti dari hakekat yang enam itu dijabarkan oleh pemerintah. Untuk itu, Desa Sumerta sangat mendukung program Nangun Sat Kerthi Loka Bali, mewujudkan Bali era baru ini.

Baca juga:  Transformasi Perekonomian Bali Wayan Koster Lahirkan Ekonomi Kerthi Bali

Penerapan ajaran Tri Hita Karana seperti parahyangan, palemahan, dan pawongan, itu juga sebuah implementasi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Tetapi tetap akan berkaitan dengan adanya catur guru, guru swadyaya, sebagai manusia harus selalu taat bakti kepada sesuhunan, guru pengajian, hormat kepada bapak ibu guru termasuk juga sulinggih, atau yang memberikan pengetahuan. Guru rupaka menjaga keharmonisan dengan orang tua, dan guru wisesa, tetap menghormati pemerintah.

Dalam hal parahyangan, Desa Adat Sumerta telah memberikan masing-masing pangempon pura untuk melaksanakan kegiatan, mulai dari pujawali hingga pemugaran. Belum lama ini, pangempon Pura Kahyangan melakukan pemugaran pura tersebut.”Masing-masing pangempon memiliki tanggungjawab untuk pelaksanaan kegiatan upacara, namun krama desa adat semua ikut ngastiti bakti atau sembahyang di pura itu,” ujarnya.

Baca juga:  Janda Ditemukan Tewas dengan Leher Terlilit Selendang

Pemugaran palinggih Prajapati, Pura Kahyangan Desa Adat Sumerta Kecamatan Denpasar Timur telah rampung. Selanjutnya pada Jumat (23/12) lalu dilanjutkan dengan  pelaksanaan upacara Mecaru Rsi Gana.  Upacara ini dipuput dua sulinggih yakni, Ida Pedanda  Gede Putra Bajing dari Griya Tegal Jingga Sumerta Denpasar dan Ida bhujangga Rsi Bangun Sakti Griya Tembawu Penatih.

Dalam pelaksanaan upacara tersebut hadir Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara yang sekaligus mendem pedagingan di palinggih Prajapati, Pura Kahyangan DesaSumerta. Hadir pula Kabag Kesra Setda Kota Denpasar Ida Bagus Alit Surya Antara.

Baca juga:  Desa Adat Kelating Kembangkan Wisata Budaya

“Semoga dalam pelaksanaan upacara ini dapat meningkatkan sradha bakti masyarakat di desa adat Sumerta,” ujar Jaya Negara disela-sela pelaksanaan upacara. Jaya Negara juga berharap dapat terus meningkatkan rasa menyama braya bergotong royong yang tidak terlepas dari   weda wakya Vasudaiva Khutumbakam yang mengandung makna dalam kehidupan ini kita semua bersaudara.

Sementara pengemong Pura Kahyangan Desa Adat Sumerta, Made Oka Berata menyampaikan telah melaksanakan mendem pedagingan di palinggih Padmasana Prajapati. Dijelaskan bahwa Pura Kahyangan di emong empat banjar yakni, Banjar Bengkel, Kepisah, Kedaton dan Kertha Bumi. “Pelaksanaan upacara Mecaru Rsi Gana di Pura Prajapati telah berlangsung melalui swadaya pasemetonan dan warga masyarakat,” ujarnya. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN