DENPASAR, BALIPOST.com – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kini telah memasuki usia 50 Tahun. Perayaan HUT ke-50 PDIP dipusatkan di Jakarta, Selasa (10/1). HUT Emas PDIP mengusung ini tema “Genggam Tangan Persatuan Dengan Jiwa Gotong Royong dan Semangat Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam”.
Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali, Wayan Koster yang menjabat sebagai Gubernur Bali mengatakan usia 50 tahun PDI Perjuangan merupakan usia yang sangat matang untuk sebuah partai. Terlebih, PDI Perjuangan memiliki landasan gerak yang sangat ideologis, memiliki akar yang sangat kuat di masyarakat, petani, nelayan, buruh, pekerja seni, profesional, dan generasi milenial. Dimana, PDI Perjuangan memiliki kader militan tersebar di seluruh Indonesia yang bergerak secara teroganisir dengan tertib dan disiplin sesuai kebijakan
Dewan Pimpinan Pusat Partai serta arahan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Sehingga PDI Perjuangan menjadi semakin solid, kuat, dan semakin mampu berperan aktif di tengah-tengah masyarakat serta berjuang bahu membahu bersama rakyat demi kesejahteraan rakyat.
Gubernur Koster, mengungkapkan tema HUT Emas PDI Perjuangan “Genggam Tangan Persatuan Dengan Jiwa Gotong Royong dan Semangat Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam”, merupakan tema yang sangat tepat dan relevan ditampilkan oleh PDI Perjuangan dalam merayakan HUT ke-50 atau Tahun Emas menghadapi perkembangan zaman yang semakin dinamis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam dinamika tersebut, PDI Perjuangan sangat memahami posisinya sebagai partai terbesar di Indonesia, pemenang pemilu tahun 2014 dan 2019. Sehingga memiliki peranan besar dalam menentukan arah kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Dalam konteks ini, persatuan dan kesatuan yang dijiwai semangat gotong-royong merupakan unsur yang sangat penting dan strategis dalam proses pencapaian tujuan politik PDI Perjuangan untuk membangun bangsa dan negara Indonesia, agar bangsa dan negara Indonesia semakin kokoh, mampu meningkatkan pembangunan di semua bidang, dan meningkatkan daya saing dalam percaturan global.
Wayan Koster, mengatakan bahwa PDI Perjuangan adalah wadah kader pencinta ajaran Bung Karno. Bagi PDI Perjuangan, Bung Karno adalah pemimpin pergerakan rakyat Indonesia dalam melawan penjajah secara konsisten dengan segala cobaan yang menimpa Bung Karno. Sehingga atas restu Tuhan Yang Maha Esa, Bung Karno bersama pemimpin lainnya mampu mengantarkan Indonesia menjadi Negara Merdeka, Bung Karno menjadi Proklamator dan Presiden Pertama Republik Indonesia serta memimpin pembangunan Indonesia. Ini menjadi suatu kenyataan yang menjadi sejarah, tidak akan pernah terlupakan tidak saja oleh Kader PDI Perjuangan di seluruh Indonesia, tetapi tidak akan pernah terlupakan oleh seluruh komponen Bangsa Indonesia, apa pun Partai Politiknya.
Sebab, setiap memperingati HUT Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus, nama Bung Karno bersama Bung Hatta selalu dibacakan. Selain itu, yang sangat penting dalam sejarah Indonesia, Bung Karno tidak saja sebagai seorang Proklamator, tidak saja sebagai
Presiden Pertama RI, tetapi juga sebagai Bapak Bangsa yang mewariskan ajaran untuk segenap rakyat Indonesia dan generasi milenial, seperti ajaran Prinsip Trisakti Bung Karno: berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Dikatakan, ajaran ini sangat prinsipil bagi keberlangsungan kehidupan Bangsa dan Negara Indonesia, sehingga akan senantiasa hadir diperlukan dari generasi ke generasi, dari zaman ke zaman, sepanjang zaman.
“Oleh karena itu, sudah menjadi suatu kewajiban dan tanggung jawab bagi seluruh kader PDI Perjuangan untuk secara terus menerus membumikan ide, pemikiran, gagasan, dan cita-cita serta ajaran Bung Karno pada setiap generasi yang mengalami perubahan dari zaman ke zaman, sehingga generasi penerus akan selalu memahami keberadaan dan sejarah bangsanya sendiri, yang tidak boleh diingkari, yaitu jasmerah, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah, untuk mengingatkan dan mengedukasi generasi muda bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu ingat dengan sejarah kelahiran bangsanya serta peranan jasa para pahlawannya,” tegas Wayan Koster.
Lebih lanjut, dikatakan dalam menghadapi dinamika perkembangan zaman saat ini dan ke depan dengan segala permasalahan dan tantangan yang semakin berat dan kompleks dalam era global, maka agar Bangsa dan Negara Indonesia tetap terus mampu berdiri kokoh, mampu membangun di segala bidang dalam percaturan internasional, salah satu prasyarat yang sangat fundamental adalah membangkitkan kekuatan yang bersumber dari pengalaman sejarahnya. Dengan pemahaman demikian, ajaran Bung Karno menjadi senantiasa relevan dan dibutuhkan oleh Bangsa dan Negara Indonesia termasuk generasi muda, agar tetap eksis, survive, kuat, dan mampu bersaing secara berkelanjutan.
Gubernur Koster, mengatakan PDI Perjuangan memiliki ideologi perjuangan yang senantiasa berpihak kepada Wong Cilik. Ini merupakan hal utama dan terpenting yang selalu digerakkan oleh kader partai baik? sebagai Pengurus Partai, Petugas Partai di Legeslatif, dan Petugas Partai di Eksekutif. Keberadaan Wong Cilik seperti petani, nelayan, buruh, pekerja seni harus selalu menjadi pusat perhatian di dalam mengembangkan kebijakan yang secara nyata berpihak kepadanya.
Bahkan, dalam perkembangan era kekinian, PDI Perjuangan dengan tata kelola yang semakin modern dan maju telah mampu memperluas medan perjuangan yang mencakup seluruh segmen masyarakat. Meliputi, kelompok akademisi, kelompok pendidik, kelompok profesional, dan kelompok generasi muda/milenial. “Inilah strategi PDI Perjuangan dalam memperluas basis pemilih dalam menghadapi setiap agenda politik nasional termasuk Pemilu 2024 yang akan datang,” tandas mantan DPR RI 3 Periode ini.
Dengan ideologi yang terus dilaksanakan secara konsisten, Wayan Koster mengungkapkan bahwa PDI Perjuangan mampu menjaga soliditas internal, dan bergerak secara teroganisir dan sistematis, serta memiliki kader-kader militan yang tangguh, tertib, dan disiplin dalam melaksanakan arahan kebijakan DPP Partai dan Ketua Umum PDI Perjuangan, yang disertai dengan kemampuan dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat. “Saya termasuk salah satu Kader yang sangat meyakini bahwa PDI Perjuangan akan mampu meraih simpati dan dukungan rakyat, sehingga menang dalam Pemilu Legislatif dan Pilpres tahun 2024,” ujar Wayan Koster.
Dalam posisinya sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali dan Gubernur Bali, Wayan Koster telah berupaya keras melaksanakan arahan kebijakan DPP Partai dan Ketua Umum PDI Perjuangan, Ibu Megawati Soekarnoputri. Sebagai Ketua Partai, ia bersama jajaran struktural partai di tingkat provinsi, kota/kabupaten, kecamatan, dan desa telah mengkonsolidasikan dan menggerakan segenap kader partai se-Bali.
Ini lah yang menyebabkan PDI Perjuangan di Bali sangat solid dan secara aktif turun ke masyarakat, sehingga mengetahui apa yang menjadi harapan dan aspirasi masyarakat Bali untuk diperjuangkan oleh petugas partai di legeslatif dan eksekutif. Apalagi, lanjut Gubernur Koster bahwa dalam berbagai kesempatan HUT Partai dilaksanakan kegiatan yang menjangkau potensi dan kebutuhan rakyat serta berpihak kepada sumber daya lokal. Seperti, kegiatan Lomba Susastra Bali, Lomba Desain Endek Bali,
Lomba Desain Busana Adat Bali, Lomba Desain Kemasan Garam Bali, Lomba Mixologi Arak Bali, dan Lomba Barista Kopi Bali, yang melibatkan para profesional, perajin, pelaku IKM/UMKM, generasi milenial, termasuk para siswa SD, SMP, SMA/SMK, dan mahasiswa. “Dalam posisi sebagai gubernur, saya dengan konsisten telah melaksanakan Pembangunan Bali dengan visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru,” tandasnya.
Diungkapkan, visi “Nangun Sat Kerthu Loka Bali” telah dijabarkan menjadi 22 misi dan dijadikan sebagai arah kebijakan pembangunan meliputi 5 bidang prioritas. Yaitu, Bidang Pangan, Sandang, dan Papan; Bidang Kesehatan dan Pendidikan; Bidang Jaminan Sosial dan Ketenagakerjaan; Bidang Adat, Agama, Tradisi, Seni, dan Budaya; dan
Bidang Pariwisata. Dikatakan, kebudayaan yang merupakan kekuatan potensi Bali, telah dijadikan sebagai haluan pembangunan dari hulu sampai hilir, menjadi mainstream lembangunan Bali dalam menata Pembangunan Bali secara fundamental dan komprehensif. Pembangunan Bali juga benar-benar diarahkan untuk memberdayakan kekuatan dan keunggulan sumber daya lokal Bali untuk mewujudkan Prinsip Trisakti Bung Karno: berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Kebijakan, program, dan kegiatan sebagai implementasi visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”. Antara lain, dalam kelompok kebudayaan, yaitu memperkuat kedudukan dan fungsi desa adat; Pelindungan dan Penggunaan Aksara Bali; Penggunaan Busana Adat Bali; Penguatan dan Pemajuan Budaya Bali; memperkuat Perekonomian Adat Bali; dan membentuk sistem keamanan lingkungan terpadu berbasis desa dat. Kelompok Harmoni Ekosistem Alam, yaitu pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai; pengelolaan sampah berbasis sumber; dan pelindungan danau, mata air, sungai, dan laut. Kelompok Bangga Produk Lokal Bali: Penggunaan Busana Berbahan Tenun Endek Bali/Kain Tradisional Lokal Bali; penggunaan produk Arak Bali; pemanfaatan
Garam Tradisional Lokal Bali; dan penggunaan produk lokal Bali lainnya. Hotel, restoran, pasar swalayan, dan katering diwajibkan menggunakan produk lokal Bali. Kelompok Bali Mandiri Energi dengan Energi Bersih, yaitu mengembangkan energi bersih dari hulu sampai hilir; membangun pembangkit tenaga listrik berbasis gas dan berbasis energi baru terbarukan; dan penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai. Kelompok Transformasi Perekonomian Bali, yaitu mengembangkan transformasi perekonomian dengan Ekonomi Kerthi Bali untuk menyeimbangkan struktur dan fundamental Perekonomian Bali, agar Bali tidak lagi bergantung pada satu dominasi sektor pariwisata. Ekonomi Kerthi Bali terdiri dari 6 sektor unggulan, yaitu: Sektor Pertanian dalam arti luas dengan Sistem Pertanian Organik; Sektor Kelautan dan Perikanan; Sektor Industri Manufaktur dan Industri berbasis Budaya Branding Bali; Sektor IKM, UMKM, dan Koperasi; Sektor Ekonomi Kreatif dan Digital; dan Sektor Pariwisata.
Sementara itu, Kelompok Infrastruktur dan Sarana-Prasarana Strategis, yaitu: Pembangunan Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih; Pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali; Pembangunan Jalan Shortcut Singaraja-Mengwitani; Pembangunan 3 Pelabuhan, yaitu: Pelabuhan Sanur-Denpasar, Pelabuhan Sampalan-Nusa Penida, dan Pelabuhan Bias Munjul-Nusa Ceningan; Pembangunan Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali; Pembangunan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali, Gilimanuk-Mengwi;nPembangunan Bendungan Tamblang, Buleleng; Pembangunan Bendungan Sidan-Wilayah Badung, Bangli, dan Gianyar.
Keseluruhan pembangunan Bali adalah untuk memperkuat karakter dan jati diri masyarakat Bali berbasis budaya, memelihara ekosistem lingkungan, bangga dengan produk lokal Bali, membangun destinasi wisata baru, menumbuhkan pusat-pusat perekonomian baru, meningkatkan kapasitas perekonomian lokal Bali, meningkatkan kualitas dan daya saing Bali dalam menghadapi dinamika perkembangan lokal, nasional, dan global.
Arah kebijakan pembangunan yang dilaksanakan telah mendapat dukungan, respon, dan apresiasi dari masyarakat, karena secara nyata berpihak kepada eksistensi dan keberlanjutan masa depan Bali. Ditanya terkait ramainya survei yang menyebut nama-nama capres populer 2024, Wayan Koster mengatakan hal itu masih berkembang. “Mengenai Capres yang sedang berkembang saat ini, sebagai petugas partai, saya tegak lurus sepenuhnya mengikuti instruksi Ketua Umum PDI Perjuangan, Ibu Megawati Soekarnoputri,” pungkas Wayan Koster. (kmb/balipost)