DENPASAR, BALIPOST.com – Empat tahun kepemimpinan Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Wakil Gubernur (Wagub) Bali, Tjok Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) dinilai telah berhasil membangun peradaban Bali sebagai penanda Bali Era Baru. Bahkan, pencapain 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru disampaikan Gubernur Koster dalam pidato Akhir Tahun 2022 sekaligus Menyongsong Tahun 2023 belum lama ini.
Seluruh pencapaian ini merupakan wujud nyata implementasi nyata dari visi pembangunan Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru. Pembangunan Bali yang saat ini lebih menonjolkan ke infrastruktur, juga dibarengi dengan pembangunan sumber daya manusia (SDM) krama Bali. Ini dilakukan Gubernur Koster untuk menyeimbangkan tiga unsur yang manjadi dasar pembangunan Bali. Yaitu, alam, manusia, dan kebudayaan.
Rektor Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, M.S., menilai keseriusan Gubernur Koster membangun SDM milenial Bali tengah dilakukan. Apalagi, membangun SDM Bali yang milenial menjadi bagian dari visi misi Pembangunan Bali dengan “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” yang di dalamnya terkandung tiga unsur yang utama. Yakni, alam, manusia, dan kebudayaan. Prof. Damriyasa, mengungkapkan dari aspek tradisi, seni dan budaya pada periode pertama kepemimpinan Gubenrur Koster – Wagub Cok Ace hampir tuntas. Sehingga, selanjutnya membangun SDM Bali untuk mewujudkan manusia atau krama Bali yang unggul dan berkompetensi. “Dari aspek adat, tradisi dan budaya sudah terbangun, sekarang tinggal memperkuat integritas dan kompetensi dari SDM milenial yang ada sekarang, sehingga dari berbagai aspek harus dibangun, mulai dari aspek kompetensi, kemudian juga aspek kemajuan teknologi saat ini,” ujar Prof. Damriyasa, Kamis (12/1).
Lebih lanjut dikatakan, untuk membangun SDM milenial yang unggul, berintegritas, dan kompeten, Gubernur Koster saat ini telah melakukan penguatan ilmu-ilmu dasar ditingkat SMA/SMK. Dimana, dari beberapa program pembangunan di sektor pendidikan sudah banyak dilakukan pembangunan. Salah satunya dengan penambahan sekolah SMA, dan program beasiswa ke luar negeri yang menjadi program prioritas di tahun 2023.
“Dari program-program yang terdapat pada 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru semua saya lihat mendukung untuk membentuk SDM Bali unggul, kemudian juga membangun generasi milenial dengan adanya digital festival, kemudian dari aspek infrastruktur dengan dibangunnya Turyapada Tower yang tujuan utamanya bagaimana membangun jaringan telekomunikasi yang siap untuk mensuport generasi milenila Bali di bidang teknologi,” tandas Guru Besar Unud jebolan Jerman ini.
Akademisi Universitas Warmadewa, Dr. I Wayan Rideng, SH.,MH., mengapresiasi kepemimpinan Gubernur Koster – Wagub Cok Ace atas pencapaian kinerja selama hampir 4 tahun lebih. Dikatakan, melalui penguatan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” telah mengantarkan capain hasil yang sangat mengagumkan dan fenomenal. Kendati pun periode tersebut terganggu oleh adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia global. Selama hampir 2 tahun semua tatanan kehidupan manusia terhenti karena Covid-19, termasuk di Bali yang terkena dampak serius. Mengingat secara mayoritas, Bali sangat menggantungkan kehidupannya dari sektor pariwisata.
Namun, dikatakan Gubernur Koster mencermati akan hal tersebut. Dengan berbagai pengalaman yang dimiliki dan relasi yang kuat merumuskan pembangunan di Bali tidak hanya mengandalkan pariwisata semata. Terdapat 3 pokok yang konsen menjadi perhatiannya, yaitu alam Bali, manusia (krama) Bali, dan kebudayaan Bali. Dalam rangka mengimplementasikan gagasan tersebut, berbagai bentuk program dan kegiatan telah dilakukannya. Berawal dari memformulasikan dan keberlakukan terhadap sebanyak 47 produk hukum daerah, berupa Perda, Pergub, dan Surat Edaran. Bahkan untuk mendorong percepatan kesejahteraan krama Bali, Gubernur Koster telah membangun berbagai pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana yang monumental, fundamental, dan bersejarah.
Terkait kebijakan peningtakan SDM, Wayan Rideng mencermati bahwa krama Bali harus kompetitif dan memiliki keunggulan di tengah-tengah persaingan global untuk selalu melek dalam memasuki era digitalisasi. Ke depan, untuk dapat memenangi persaingan dituntut ketersedian SDM memiliki skil yang mumpuni dengan penyesuaian kebutuhan bursa kerja. Dengan demikian, akan terwujud sinergitas yang baik antara pemerintah dengan masyarakat. Jangan sampai terjadi kontra produktif terhadap keseluruhan pelaksanaan pembangunan yang telah diperbuat oleh Gubernur Bali hang tidak dapat memberi manfaat bagi Krama Bali alias hanya menjadi penonton dikarenakan tidak memiliki ketrampilan sebagaimana dibutuhkan. Keadaan ini, tentu sangat tidak diharapkan.
“Krama Bali yang selama ini mungkin masih ada yang skeptis, pro dan kontra, serta mengangap sebagai sebuah “mimpi”, akan tetapi diskripsi yang riil yang telah dicapainya saat ini merupakan tonggak terhadap pencapaian peradaban menuju Bali Era Baru. Banyak tokoh mengungkapkan, manusia yang terproses di dalam hidupnya dikarenakan terpaan pengalaman dan pengetahuan atau pendidikan akan merubah peradaban hidupnya. Untuk itu, mari kita respon baik terhadap segala upaya yang telah diwujudkan oleh Bapak Gubernur Bali (Wayan Koster,red),” pungkas Wayang Rideng. (Kmb/Balipost)