Krama "munjung" saat Kuningan. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Setelah merayakan hari raya Galungan pada Rabu, 4 Januari 2023, umat Hindu merayakan hari raya Kuningan pada Sabtu, 14 Januari 2023. Hari raya Kuningan jatuh pada Saniscara Kliwon, wuku Kuningan, yang dilaksanakan 210 hari sekali.

Sebagai umat Hindu ada beberapa fakta mengenai hari raya Kuningan yang perlu kamu ketahui. Berikut fakta hari raya Kuningan yang dilansir dari berbagai sumber :

1. Makna Kuningan

Dalam Bhagawan Dwija tertulis makna Kuningan adalah mengadakan janji/pemberitahuan/nguningang, baik kepada diri sendiri maupun kepada Ida Sanghyang Parama Kawi, bahwa dalam kehidupan kita akan selalu berusaha memenangkan dharma dan mengalahkan adharma.

Baca juga:  Air Sungai Kaliakah Meluap, Kantor KPU dan Puluhan Rumah Kebanjiran 

Hari raya Kuningan adalah saat para leluhur yang berada dengan keluarga selama beberapa saat disuguhkan sesaji dalam upacara perpisahan untuk kembali ke stananya masing-masing.

2. Hari Resepsi bagi Hari Galungan

Hari raya Kuningan merupakan resepsi bagi hari Galungan sebagai kemenangan dharma melawan adharma yang pemujaannya ditujukan kepada para Dewa dan Pitara agar turun melaksanakan pensucian serta mukti atau menikmati sesaji yang dipersembahkan.

3. Persembahyangan Dilaksanakan Setengah Hari

Pelaksanaan upacara pada hari Kuningan sebaiknya dilaksanakan semasih pagi dan tidak dibenarkan setelah matahari condong ke barat. Hal ini karena pada hari tersebut, Ida Sang Hyang Widhi Wasa memberkahi dunia dan umat manusia sejak jam 00:00 dini hari sampai jam 12:00 siang.

Baca juga:  Belasan Sekolah Rusak di Jembrana Diperbaiki Tahun Ini

Pada saat itu, energi alam semesta bangkit dari pagi hingga mencapai klimaksnya, yaitu pada tengah hari. Setelah lewat tengah hari disebut masa pralina atau (pengembalian ke asalnya) atau dapat dikatakan pada masa itu energi alam semesta akan menurun dan pada saat malam hari adalah saatnya beristirahat.

4. Nasi Kuning Sebagai Lambang Kemakmuran

Pada hari raya ini, umat Hindu membuat nasi kuning sebagai lambang kemakmuran dan menghaturkan sesaji sebagai tanda terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena anugerahnya berupa bahan-bahan sandang dan pangan yang dilimpahkan kepada umatnya.

Baca juga:  Istana Tampaksiring Gunakan Listrik Ramah Lingkungan, PLN Terbitkan ERC

5. Sarana Upacara Tamiyang dan Endongan

Setiap daerah memiliki ciri khas yang berbeda-beda, tapi terdapat satu kesamaan yaitu menggunakan tamiyang dan endongan dalam sarana upacara. Tamiyang memiliki makna yang berarti lambang perlindungan dan juga melambangkan perputaran roda alam yang mengingatkan manusia pada hukum alam.

Sementara endongan berarti pembekalan. Bekal yang paling utama dalam mengarungi kehidupan adalah ilmu pengetahuan dan bhakti.

Nah, itu dia fakta mengenai hari raya Kuningan. Selamat merayakan hari raya Kuningan bersama keluarga tercinta. (kmb/balipost)

BAGIKAN