Nengah Suarya. (BP/Istimewa)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Empat tahun kepemimpinan Gubernur Bali, Wayan Koster, bersama Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace), terbukti bekerja nyata memuliakan Desa Adat di Bali. Banyak kebijakan penguatan desa adat telah dilakukan, diantaranya terbitnya Perda Desa Adat, membentuk Dinas Pemajuan Masyarakat Adat (MDA), membangun Gedung Majelis Desa Adat (MDA) provinsi dan kabupaten/kota serta memfasilitasi kendaraan operasional MDA se-Bali.

Kerja nyata memuliakan desa adat ini diakui berbagai
kalangan. Di antaranya dari Prajuru MDA Karangasem dan Bendesa Desa Adat Besakih. Prajuru MDA Kabupaten Karangasem, I Nengah Suarya, mengungkapkan, kalau pihaknya sangat mengapresiasi kebijakan dan terobosan-terobosan yang telah dilakukan oleh Gubernur Bali, Wayan Koster, selama ini.

Kata dia, Gubernur Koster dinilai sangat konsisten dan benar-benar ingin memuliakan desa adat di Bali. “Pak Gubernur memang sangat luar biasa, beliau sangat konsisten memuliakan desa adat di Bali. Karena hanya di kemimpinan beliau Pemerintah Provinsi Bali sangat-sangat memperhatikan desa adat,” ujarnya.

Tak hanya itu, kata Suarya, di kepemimpinan Gubernur Bali, juga memfasilitasi gedung untuk lembaga yang mengurus desa adat dalam hal ini MDA yang ada di Bali, khususnya MDA Kabupaten Karangasem. Sebelumnya, sebagian besar MDA kabupaten tidak memiliki gedung yang representatif, tapi di kepemimpinan Gubernur Koster bisa dibangun gedung MDA yang megah untuk semua kabupaten di Bali.

Baca juga:  Kembalikan Kepercayaan Dunia Internasional, Gubernur Koster Tegaskan Tangani COVID-19 Lebih Fokus di 2 Daerah Ini

“Bahkan tidak hanya itu, pemerintah Provinsi Bali juga
sampai memperhatikan atau memberikan armada untuk
operasional MDA. Itu menunjukkan kalau beliau memang benar-benar serius memperhatikan desa adat, seni, dan budaya dan pembangunan umum lainnya untuk Bali. Jadi, kami sangat mengapresiasi sekali apa yang beliau lakukan selama ini,” katanya.

Melihat hal itu, Suarya berharap ke depannya bisa
terus dilakukan konsisten, khususnya untuk memajukan
desa adat. “Kami berharap, kedepannya perhatian untuk
desa adat lebih ditingkatkan lagi demi memperlihatkan Bali yang sebenarnya,” harapnya.

Sementara itu, Bendesa Adat Besakih, Jro Mangku
Widiartha, mengatakan, pihaknya mengucapkan banyak terima kasih kepada Gubernur Bali Wayan Koster atas perhatian yang sangat luar biasa untuk desa adat di Bali, khususnya untuk Desa Adat Besakih.

“Perhatian Beliau sangat luar biasa untuk desa adat, khususnya ngajegang agama, seni dan budaya Bali. Itu bisa dilihat dari pemakaian busana adat Bali, aksara dan yang lainnya. Selama ini, belum ada gubernur Bali selain pak Koster yang memiliki kepemimpinan untuk mengawal keajegan Bali,” katanya.

Baca juga:  WP Petani Keluhkan NJOP di Buleleng Naik 400 hingga 1000 Persen

Dia berharap, kedepannya bisa terus melanjutkan
apa yang sudah dilakukan selama ini untuk Bali secara
berkesinambungan. “Jadi, saya berharap mudah mudahan ke depan bisa melanjutkan itu, dan mampu menjadi Gubernur Bali dua periode,” harap Widiartha.

Apresiasi terhadap upaya memelihara eksistensi desa adat di Bali oleh Gubernur Bali, Wayan Koster, juga turut disampaikan Ketua MDA Tabanan I Wayan Tontra. Menurutnya, gerak maupun langkah yang dilakukan Gubernur Bali dalam upaya penguatan desa adat di Bali selama ini dirasa sangat berguna sekali manfaatnya bagi generasi muda ke depan.

“Selaku pribadi, selaku krama maupun pimpinan desa adat se-Kabupaten Tabanan tentu sangat mengapresiasi kegiatan Bapak Wayan Koster atau
gerak maupun langkahnya dalam upaya penguatan desa adat di Bali,” terangnya, Jumat (20/1).

Menurutnya, desa adat adalah wadah perkembangan Agama Hindu, seni budaya dan kearifan lokal di Bali. Dan tentunya semua tahu adat dan seni budaya yang dijiwai oleh Agama Hindu mampu membuat wisatawan tertarik untuk datang ke Bali, baik itu domestik maupun luar negeri.

Baca juga:  Ngembak Geni, Satpol PP Badung Awasi Objek Wisata

“Tentu secara otmatis mendatangkan income (pendapatan) perkapita bagi rakyat Bali plus Indonesia. Sehingga desa adat sebagai wadah pengembangan
atau pelestarian Agama Hindu, seni budaaya dan kearifan lokal memegang peran yang sangat penting,” ucapnya.

Dirinya juga melihat Gubernur Bali, Wayan Koster, sangat cemerlang, dengan menguatkan wadah yang bisa tetap menjaga Bali secara utuh. “Kalau tidak
wadahnya dikuatkan maka hancurlah Bali, jadi desa adat sudah terbukti dari abad ke-10 sampai kekinian atau sekarang ini dapat membentengi Bali dari
hal-hal yang tidak baik masuk ke Bali,” tegasnya.

Termasuk dalam perjalanan sejarah, dari sejak pemerintahan Gubernur terdahulu Ida Bagus Mantra sebagai cikal bakal lembaga adat, termasuk Gubernur
Bali saat ini Wayan Koster atas inisiatif menerbitkan Perda no.4/2019 yang notabene berisikan poin-poin yang dapat memelihara eksistensi adat di Bali. “Syukur ada desa adat, ada komitmen krama desa adat, komitmen pemerintah daerah dalam hal ini bapak Gubernur Bali, Wayan Koster, untuk melestarikan desa adat itu sendiri,” pungkasnya. (Eka Parananda/Puspawati/balipost)

BAGIKAN