AMLAPURA, BALIPOST.com – Puluhan ibu hamil (bumil) dan anak-anak menerima bantuan paket bingkisan makanan sehat dari DPC PDI Perjuangan Karangasem. Bantuan tersebut serangkaian memperingati HUT ke-76 Megawati Soekarnoputri, pada Senin (23/1). Acara dihadiri Ketua DPD PDI Perjuangan Bali yang juga sekaligus Gubernur Bali Wayan Koster.
Ketua DPD PDI Perjuangan Bali, I Wayan Koster, mengatakan kasus stunting atau pertumbuhan anak akibat kekurangan gizi di Karangasem sangat tinggi di Bali, yakni 14 persen. Tapi secara umum kasus stunting di Bali masih terendah di Indonesia, yakni 8,0 persen.
Terhadap tingginya kasus stunting tersebut, ia meminta, kader partai moncong putih untuk serius membantu pemerintah dalam menangani stunting di Karangasem. “Kasus stunting ini harus serius ditangani guna mengurangi anak-anak stunting di Karangasem, kader partai mulai dari DPC, PAC dan kader akar rumput harus saling bahu membahu membantu pemerintah dalam menangani persoalan ini,” ujarnya.
Koster, menambahkan, dalam perayaan HUT ke-76 Megawati yang juga Ketua Umum DPP PDIP itu diisi pemberian bingkisan makanan sehat puluhan ibu hamil dan bingkisan untuk anak stunting. Kata dia, pemberian paket makanan sehat ibu hamil dan bantuan untuk anak stunting, merupakan kado yang dipersembahkan Megawati dalam merayakan ulang tahun bersama masyarakat Indonesia termasuk di Bali.
“Ibu Mega adalah pemimpin yang hebat. Beliau memiliki komitmen yang sangat kuat terhadap pembangunan kebangsaan Indonesia. Beliau juga memiliki komitmen yang kuat terhadap fundamental bangsa indonesia, yakni memiliki komitmen untuk memajukan generasi muda, yakni anak-anak yang terlahir dari kaum ibu-ibu,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPC PDI Perjuangan Karangasem yang juga Bupati Karangasem, I Gede Dana, menjelaskan, angka stunting di wilayahnya memang masih tinggi. Terhadap hal ini pihaknya mengajak seluruh kader bersama-sama turun ke masyarakat untuk mencari akar permasalahan atas tingginya angka stunting tersebut.
“Tahun 2021, angka stunting di Karangasem sebanyak 22 persen. Angka tersebut bisa diturunkan menjadi 14 persen di tahun 2022. Dan kami akan terus berupaya untuk menurunkannya hingga keberadaan stunting di Karangasem bisa dituntaskan,” katanya. (Eka Parananda/balipost)