Suasana Pawai Parade Nusantara di tengah guyuran hujan, Sabtu (28/1). (BP/ara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Perayaan Tahun Baru Imlek 2574 yang dilakukan Inti Bali, Sabtu (28/1) diisi dengan Festival Imlek Bersama. Festival ini diisi dengan berbagai kegiatan seni budaya.

Salah satunya, Parade Nusantara. Parade ini mengambil tempat di Jalan Gajah Mada menuju Lapangan Puputan Badung. Meski diguyur hujan, parade yang dibuka Wakil Wali Kota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa ditandai dengan pemukulan kendang dan ceng ceng.

Festival Imlek Bersama 2023 ini bertemakan Merajut Kebhinekaan Memperkuat Kerukunan. Pawai dimulai dari Jalan Gajah Mada depan Bank BPD Bali.

Baca juga:  Melvin Platje Tak Pulang ke Belanda

Parade diawali dengan penampilan parade pakaian Cina, kemudian disusul atraksi Barong Gajah yang dibawakan tim dari Toya Devasya, dilanjutkan tampilan atraksi dari Sanggar Kebo Iwa. Kesemarakan pawai ini juga diwarnai dengan penampilan atraksi Wushu, cosplay serta instrumen musik China, barongsai serta naga.

Festival Imlek Bersama 2023 ini semakin semarak karena sepanjang jalan Gajah Mada Denpasar dihiasi lampion dan gapura khas China.

Baca juga:  Terduga Teroris Beralamat di Denpasar, Ibunya Kaget Dengar Kabar Penangkapan

Ketua INTI Bali, Putu Agung Prianta mengatakan, kegiatan festival ini dilakukan untuk memperkuat kebersamaan di Kota Denpasar yang penuh keberagaman. Sebenarnya, keinginan untuk membuat festival untuk merayakan Imlek ini sudah direncanakan sejak 23 tahun lalu, dan direalisasikan pada di 2020 lalu.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Festival Imlek Bersama 2023, Paulus Hery Arianto mengatakan, sebelum dilakukan festival tersebut juga sudah digelar pemasangan gapura khas China dan 1.200 lampion.

Baca juga:  Momen Imlek, DTW Diminta Optimalkan Pasar Domestik

Sementara itu, setelah pawai parade Nusantara dilanjutkan dengan panggung nusantara di Lapangan Puputan Badung. Pada panggung nusantara yang digelar 28 – 29 Januari ini dihadirkan 1.200 orang sebagai pengisi acara.

Pihak panitia menyediakan sebanyak 100 stand yang 70 persennya adalah stand kuliner. Dari jumlah tersebut, 67 persennya adalah kuliner khas Tionghoa.

Selama pelaksanaan festival ini, pihaknya menargetkan jumlah pengunjung yang hadir sebanyak 3.000 orang. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN