BANGLI, BALIPOST.com – Sebanyak delapan ruas jalan di Bangli yang rusak akibat bencana alam rencananya akan ditangani dengan dana bantuan dari pemerintah pusat. Pemkab Bangli melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pun telah mengusulkan proposal terkait perbaikan jalan itu ke pemerintah pusat pada 2021 dengan nilai usulan mencapai Rp 8,6 miliar lebih.
Namun demikian hingga saat ini belum dapat dipastikan kapan jalan tersebut akan ditangani karena dana pusat tak kunjung cair. Adapun delapan titik jalan rusak yang rencananya ditangani dengan dana pusat ada di ruas jalan Penglipuran-Tirta Dedari, ruas jalan Tegal-Bebalang, ruas jalan Selati-Tanggahan Talangjiwa, ruas jalan Abuan-Abuan Kecamatan Susut, ruas jalan Penatahan-Pukuh, ruas jalan Bangbang-Penaga Landih, ruas jalan Penulisan-Sukawana, dan ruas jalan Bebalang-Tamanbali.
Sebenarnya ada satu titik jalan lainnya yang juga sempat diusulkan untuk mendapat kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi. Yakni jalan penghubung Lingkungan Tegalalang dan Banjar Tambahan. Pemkab Bangli memutuskan mencoret jalan Tegalalang-Tambahan dari usulan karena perbaikannya dinilai mendesak. Perbaikan sudah dilakukan 2022 lalu menggunakan dana BKK provinsi Bali.
Kabid Rehabilitasi dan Rekontruksi BPBD Bangli Sang Ketut Supriadi, dikonfirmasi Minggu (29/1) mengatakan usulan rehabilitasi dan rekonstruksi delapan titik jalan tersebut sudah diajukan pihaknya ke BNPB pada 2021 lalu. Setelah melalui serangkaian proses, saat ini usulannya sudah ada di Kementerian Keuangan.
Pihaknya kini tinggal menunggu kabar dari Kementerian Keuangan untuk proses selanjutnya. “Nanti dari Kemenkeu akan memanggil kami untuk rapat teknis melibatkan OPD terkait, BKPAD, Dinas PU dan Bappeda,” terangnya.
Dari rapat itu, kata Supriadi, nantinya baru bisa dipastikan kapan perbaikan akan dilakukan, termasuk berapa besar bantuan dana yang akan diberikan pusat untuk penanganan delapan titik jalan tersebut. “Jadi, mengenai bulan apa dan kapan perbaikannya kami tidak berani pastikan karena semua itu ranahnya ada di pusat. Kami diminta menunggu karena usulannya masih berproses di Kemenkeu,” jelasnya.
Pihaknya sangat berharap penanganan jalan rusak akibat bencana itu bisa segera dilakukan tahun ini. Sebab diakui Supriadi, banyak masyarakat yang menanyakan hal tersebut.
Dikatakan juga bahwa dari delapan titik jalan jebol yang diusulkan dapat perbaikan, satu diantaranya kondisinya kini sudah putus total. Lokasinya ada di Banjar Pukuh, Kecamatan Susut. (Dayu Swasrina/balipost)