MANGUPURA, BALIPOST.com – Peringatan Hari Arak Bali, Minggu (29/1) yang pertama dilaksanakan Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, DPRD Bali, Kapolda Bali, Irjen Pol. Putu Jayan Danu Putra, Forkopimda Provinsi Bali, Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Walikota dan Bupati se-Bali, Ketua DPRD Kota dan Kabupaten se-Bali, Para Manajemen Hotel, Para Pelaku Usaha dan Perajin Arak. Peringatan ini mendapat tanggapan positif dan apresiasi dari berbagai kalangan di Bali Collection ITDC, Nusa Dua, Badung.
Petani Arak Tri Eka Buana, Ketut Sumerta mengucapkan Selamat Hari Arak Bali. Ia menyampaikan terimakasih kepada Gubernur Koster atas kebijakannya yang telah mengeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali. “Hadirnya Pergub Bali Nomor 1/2020 ini, kami sekarang bisa menghasilkan Arak Bali rata-rata perharinya mencapai 15 sampai 20 liter, dengan nilai jual perliter Rp 5.000. Jadi kebijakan Bapak Gubernur sangat meringankan beban petani, karena sebelum Pergub ini ada tengkulak yang membeli arak kami dengan harga murah,” ujar Ketut Sumerta.
Ketua Koperasi Karya Nadi Utama, Wayan Darma menyampaikan, sebelum ada Pergub Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali, sebelumnya koperasinya memproduksi dan mengolah olahan salak dari Sibetan, Karangasem. Dengan adanya Pergub Bali Nomor 1/2020 ini memiliki peluang yang bagus. Sehingga sekarang bisa memproduksi Arak Salak yang sebelumnya hanya 20 liter, jumlah produksinya kian meningkat dari 100 sampai 125 liter perhari. Kapasitas produksi yang besar ini, diimbangi dengan kualitas, kapasitas, continue untuk menjawab tuntutan hotel, restaurant, dan bar.
“Untuk itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Gubernur Bali, Wayan Koster, karena selain memproduksi Arak Salak, kami telah mengembangkan produksi Arak Jaka yang bersumber dari Pohon Enau, Arak Lontar yang bersumber dari Pohon Lontar dengan mengajak warga di pedesaan untuk menjadi anggota koperasi memproduksi Arak. Mudah-mudahan dengan peringatan Hari Arak Bali, kita mampu memperkenalkan Arak Bali di seluruh dunia,” kata Wayan Darma.
Industri CV. Dukuh Lestari, Ida Bagus Ketut Pujayasa mengatakan sebelum ada Pergub Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali, pihaknya banyak sekali mengalami masalah di pabrik. Sehingga pabriknya antara hidup dan mati. “Astungkara, sekarang dengan adanya Pergub Bali Nomor 1/2020, perjalanan pabrik kami jauh lebih baik dari yang kemarin. Bahkan kami di CV Dukuh Lestari telah bisa bekerjasama dengan Koperasi Bali Gunung Agung dan kita sudah bisa menyerap Arak Bali dari bulan April 2022 sampai Januari 2023 mencapai 7.500 liter,” ujarnya.
The Westin Resort Nusa Dua yang diwakili oleh Marlon Hermanto mengungkapkan semenjak adanya MoU dengan Marriott Group, Westin telah menggunakan Arak Bali dengan harga yang bersaing bersama barang impor, meskipun minuman impor masih unggul. Namun demikian, pihaknya telah berusaha menjelaskan ke tamu bahwa sekarang Bali memiliki minuman ketujuh spirit dunia, yaitu Arak Bali. “Sehingga produk Arak Bali yang kami pergunakan di Westin ada produk Bumbung, Iwak, Palwana, dan Baliku Brandy. Kami juga memohon kepada Bapak Gubernur Bali agar kedepannya diadakan kompetisi cocktail Arak Bali dengan kompetisi yang lebih banyak lagi dan bertaraf nasional,” ujarnya.
PT. Dewan Arak Bali, Wayan Juli Arsana menyampaikan semenjak dilakukan MoU dengan Kempinski Hotel dan Marriott Group, dan telah melakukan MoU dengan salah satu distributor di Jakarta dengan menjual produk Arak Bali seperti Arakbica, Bumbung dan Holy Tirtha. Jadi peringatan Hari Arak Bali ini sangat positif, bahkan pihak distributor dari Jakarta sangat antusias ingin mengikuti peringatan Hari Arak Bali.
Ketua Bali Chef Community, Putu Ambara Putra menyampaikan kepada masyarakat bahwa Arak Bali tidak saja bisa diminum dan dinikmati sebagai cocktail, dan juga menjadi aroma tambahan untuk dicampur dengan kopi dan green tea, tetapi Arak Bali bisa dipadupadankan dengan kuliner, serta Industri Pastry dan Bakery. “Sehingga pemahaman tentang penggunaan Arak Bali yang mungkin dianggap negatif, karena tidak dikontrol oleh orang yang memanfaatkannya sampai menimbulkan mabuk, ternyata setelah kami memanfaatkan Arak Bali, manfaatnya sangat luar biasa untuk dunia kuliner, hingga Arak Bali sudah bisa masuk ke hotel untuk membuat kue dan roti menjadi enak,” kata Putu Ambara Putra.
Dikatakan, bahwa pihaknya bersama Dinas Koperasi Provinsi Bali telah bergerak ke masyarakat memberikan pelatihan UMKM untuk membuat kue, roti, dan makanan dengan menggunakan bahan Arak Bali. Respons dari masyarakat luar biasa, karena menggunakan Arak Bali yang dipadupadankan dengan kuliner telah menjadi salah satu hal yang baru, berkat masukan dari Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Ny. Putri Koster.
“Apakah Arak Bali bisa merusak rasa roti dan kue? Ternyata tidak. Karena Arak Bali bisa dijadikan penganti liquor yang biasanya berfungsi untuk aroma makanan dan kue. Jadi sekarang Arak Bali makin memperkaya rasa dengan mengurangi pemakaian produk luar seperti liquor, brandy, dan whiskey yang dipakai untuk pembuatan kue. Kemudian Arak Bali juga berfungsi untuk memproses daging yang beraroma, bertekstur keras, serta memproses rasa amis dan bau yang ditimbulkan oleh daging bebek, kambing. Karena Arak Bali bisa mengempukkan daging dan bisa menyerap bumbu dengan baik hingga sempurna. Pada saat makanan sudah diolah, aroma Arak Bali yang menyenggat juga tidak ada, seolah-olah makanan itu tidak menggunakan Arak Bali,” jelas Putu Ambara Putra. (Kmb/Balipost)