I Wayan Karta. (BP/suk)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Setelah dua tahun dilanda pandemi, industri pariwisata di Bali kian membaik, terutama hotel-hotel dan destinasi pariwisata. Salah satu hotel yang perlahan pulih dari pandemi adalah The 101 Bali Fontana Seminyak.

Hotel yang berlokasi di Jalan Dewi Sri, Kecamatan Kuta ini berbeda dengan hotel lainnya, hotel ini tidak tutup ketika pandemi. Hotel tetap buka, meski dengan protokol kesehatan yang ketat.

Menurut General Manager The 101 Bali Fontuna Seminyak, I Wayan Karta, meski hampir tidak ada tamu yang berdatangan, hotel tetap buka karena menimbang kondisi bangunan dan fasilitas yang bisa saja rusak jika tidak digunakan. “Kenapa kita memilih untuk buka, mungkin dari segi cost memang ringan, tapi dari segi bangunan itu bisa rusak. Dengan harapan kalau sudah mulai membaik, kita ready menerima tamu. Jadi, saat mulai normal, kita bisa langsung nerima tamu,” ungkap Karta ketika ditemui langsung pada Selasa (31/1).

Baca juga:  Plt. Bupati Badung Suiasa Paparkan Capaian Pemenuhan Indikator Kabupaten Antikorupsi

Ketika pandemi, ia mengaku finansial hotel terbantu dengan adanya cafe yang berada di dalam hotel, yaitu Sunny 16 Cafe. Pengunjung masih tetap datang ke kafe yang menyajikan masakan lokal, Asia, hingga barat itu.

Suasana di Sunny 16 Cafe, The 101 Bali Fontana. (BP/Septiari)

Industri pariwisata di Bali mulai pulih sejak Mei 2022. Wisatawan, khususnya domestik, perlahan mulai berdatangan ke Bali, dan pada Juni hingga Desember, wisatawan Asia dan Eropa mulai berdatangan. “Juni sampai Desember, (wisatawan) Asia dan Eropa sudah mulai balik lagi dibanding 2020. Sampai akhir tahun kemarin hunian kita mencapai lebih dari 80 persen,” ujar Karta.

Baca juga:  Kuta Selatan Alami Lonjakan Kasus COVID-19, Vaksinasi "Booster" Digencarkan

Meski kondisi mulai membaik, harga jual kamar dan fasilitas lain belum normal seperti sebelum pandemi. Karta mengungkapkan ada dua faktor yang mengakibatkan terjadinya hal ini, yaitu tingkat persaingan dan kedatangan. “Ada dua faktor, pertama itu tingkat persaingan, dan yang kedua adalah kedatangan. Kedatangan di Bali, khususnya (wisatawan) China itu belum normal. Tapi sekarang (wisatawan) China sudah mulai masuk, tapi individu, belum rombongan,” ungkapnya.

Baca juga:  Distribusi Dana Hibah Pariwisata dan BIP akan Dipercepat

Pulihnya industri pariwisata tidak terlepas dari peran pemerintah dan masyarakat sekitar. Karta berharap pemerintah dapat memberikan dukungan agar pariwisata lebih stabil.
“Mudah-mudahan dari pemerintah tetap support agar tourism lebih stabil. Mudah-mudahan dari masyarakat paling bawah hingga pemerintah dapat bekerja sama agar pariwisata Bali kembali seperti tahun 2019,” pungkas Karta. (Septiari/balipost)

BAGIKAN