Gubernur Bali Wayan Koster. (BP/Ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Rencana Pembangunan Bandara Bali Utara masuk dalam Perda RTRW Provinsi Bali 2023-2043 yang baru disahkan DPRD Bali. Namun, Bandara Bali Utara ini masuk dalam zona tunda (Holding Zone).

Gubernur Bali, Wayan Koster, menjelaskan soal ini. Ia mengatakan bahwa rencana pembangunan Bandar Udara Bali Utara ditunda.

Penundaan dilakukan karena masih menunggu kesiapan infrastruktur yang memadai. “Di hold (ditunda, red) dulu, kita menunggu kesiapan infrastruktur yang memadai,” ujar Gubernur Koster seusai membuka Bulan Bahasa Bali V Tahun 2023 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Rabu (1/2).

Baca juga:  Beda Lagi 5 Kasus, Tambahan Positif COVID-19 di Bali Antara Pusat dan Provinsi

Gubernur Koster, menegaskan penundaan pembangunan Bandara Bali Utara ini juga disebabkan karena saat ini pemerintah sudah membangun banyak Bandara. Namun, tidak semuanya berfungsi dengan baik.

Bahkan, ada yang berhenti beroperasi. Seperti, Bandara kertajati, Jawa Barat. Begitu juga Bandara di daerah-daerah lainnya.

Gubernur Koster, mengungkapkan hal ini terjadi karena perencanaan pembangunan Bandara yang kurang tepat. Begitu juga infrastruktur tidak mendukung, sehingga investasi yang besar tidak beroparasi secara maksimal. “Semua butuh perencanaan, sehingga Bandara yang dibangun berfungsi secara maksimal,” tandasnya..

Baca juga:  Demo "Bebaskan Jerinx" Kembali Digelar, Kapolresta Bubarkan Pendemo dan Korlapnya Diperiksa

Sebelumnya Gubernur Bali Wayan Koster kepada pers menjelaskan alasan Megawati Soekarnoputri mengingatkan dirinya agar berhati-hatia terkait rencana pembangunan Bandara Bali Utara. Menurut dia, Ketua Umum PDI Perjuangan itu hanya berpesan agar dirinya
tidak meminggirkan masyarakat Bali. “Ibu intinya (bilang red) hati-hati. Jangan sampai merusak budaya Bali dan meminggirkan orang Bali,” kata Koster.

Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri sempat menyinggung kehadiran Bandara Bali Utara yang hanya akan membuat sumpek. Ia juga khawatir akan merusak Bali dan tatanan masyarakatnya. Megawati kemudian memberikan alternatif apabila bandara di Buleleng tidak jadi dibangun. “Bisa dibikin segitiga. Saya ini pernah Presiden. Namanya Ngurah Rai Bali terus ke Banyuwangi, terus Surabaya dan dibikin triangle. Ini kan memberikan kesempatan untuk di tiga tempat. Dari Surabaya dia (wisatawan) nginep lalu dari Banyuwangi hanya nyeberang dan ini bisa terus,” kata Megawati saat kunjungannya ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Senin (16/1). (Winatha/balipost)

Baca juga:  BPBD Buleleng Krisis Logistik Untuk Korban Bencana
BAGIKAN