Kepala BNN RI Komjen Pol. Petrus Reinhard Golose usai nonton film Tanpa Ampun di Level 21, Denpasar. (BP/ken)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kepala BNN RI Komjen Pol. Petrus Reinhard Golose bersama personelnya hadir di Level 21, Denpasar, Kamis (2/2). Kehadiran mantan Kapolda Bali ini dalam rangka nonton film Tanpa Ampun yang mengangkat kisah nyata kasus perampokan sadis money changer dan ATM di wilayah Kuta serta Kuta Selatan, termasuk perampasan senpi Brimob Polda Bali.

Kasus tersebut terjadi sejak 2017 dan terungkap 2019.
“Pesan sebenarnya film ini adalah tidak boleh ada premanisme di Bali. Kalau ada maka berhadapan dengan Polda Bali dan jajarannya. Saya sebagai Kepala BNN siap mem-back up dalam rangka membuat lebih aman dan nyaman bagi turis yang akan berlibur di Bali. Dengan sendirinya akan mengangkat ekonomi di wilayah Bali dan Indonesia yang kita cintai,” tegas Komjen Golose.

Baca juga:  Warga AS Ajak WNA Pindah ke Bali, Kapolres Badung Pertanyakan Ini Karena Merugikan Masyarakat

Golose menekankan film ini merupakan karya anak bangsa, mengangkat kisah luar biasa bagaimana profesionalisme yang ditunjuk oleh kepolisian, khususnya di Bali. Teknik dan sebagainya dilakukan oleh putra putri bangsa Indonesia dan untuk mengangkat juga perfilman Indonesia supaya bisa maju serta tidak kalah dengan Hollywood. “Ini bisa mengangkat derajat Indonesia untuk pariwisata terutama dibagian perfilman. Bagus juga lagi bahwa film ini beri pesan bahwa keseriusan polisi untuk menjaga keamaman dan ketertiban tidak perlu diragukan lagi,” ujarnya.

Film ini diinisiasi oleh Golose saat menjabat Kapolda Bali. Saat itu diketahui bersama ada tagline narkoba, premanisme no way yang digaungkan mantan petinggi BNPT ini.

Saat itu juga Golose membentuk Satgas Counter Transnational and Organized Crime (CTOC). Pada saat bersamaan terjadi perampokan ATM dan money changer serta perampasan senjata polisi.

Baca juga:  Tak Kuat Nanjak, Bus Angkut Umat "Meajar-ajar" Terperosok di Jalur Besakih-Kintamani

“Saya perintahkan saat itu Ruddi Setiawan sebagai Wakil Komandan Satgas CTOC yang juga jadi bintang film ini. Kemudian terjadi juga rangkaian-rangkain perampokan di Bali melibatkan para pelaku yang notabene adalah merebut senjata. Ini riil case-nya. Dengan ketelitian Satgas CTOC maka kasus tersebut diungkap oleh Polda Bali khususnya Polresta Denpasar. Saat itu Ruddi Setiawan menjabat Kapolresta Denpasar dengan pangkat Kombes dan sekarang Brigadir Jenderal,” ungkapnya.

Film ini juga menunjukkan bagaimana profesional yang ditunjukkan oleh Polda Bali dan jajarannya. Bagaimana menangani tindak pidana melibatkan mulai dari identifikasi, kedokteran, Brimob, CTOC dan Command Center yang merupakan satu kesatuan. Inilah profesionalisme yang harus ditunjukkan oleh kepolisian dan yang ada di Bali.

Baca juga:  Belajar Laku Hidup Lestari dari Masyarakat Adat

Perlu diketahui rentetan kasus menonjol terjadi mulai 2017 hingga 2019 di Bali. Diawali dengan kasus perampasan senpi SS1-V1 dibawa anggota Brimob Brigadir I Bagus Suda Suwarna saat tugas di Hotel Ayana Resort Jimbaran, Kuta Selatan, Agustus 2017.

Selanjutnya disusul kasus perampokan ATM dan money changer di wilayah Kuta serta Kuta Selatan. Berkat kerja keras tim gabungan Polda Bali, Polresta Denpasar dan Satgas CTOC, kasus tersebut berhasil diungkap pada Maret 2019. Polisi menembak mati tersangka Alexei Korotkikh (45) asal Rusia.

Pelaku lain, Georgeii Zhukov (39) asal Rusia dan Robert Haupt (41) asal Ukraina ditangkap hidup-hidup. Termasuk Naira Khumaryan (32) warga negara Rusia.(Kerta Negara/balipost)

BAGIKAN