Petugas melakukan pengasapan (fogging) di kawasan permukiman yang tiga orang warganya positif terjangkit demam berdarah dengue (DBD) di Desa Kepuharjo, Malang, Jawa Timur, Selasa (31/1/2023). Pengasapan tersebut sebagai upaya pencegahan penyebaran wabah DBD yang berdasarkan catatan Dinas Kesehatan kabupaten setempat sejak Januari hingga Desember 2022 terdapat 1.024 kasus DBD dengan tujuh pasien meninggal dunia. (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Target Pemerintah dalam melawan demam berdarah mencapai nol kematian atau Zero Dengue Death pada tahun 2030. Melalui Strategi Nasional Penanggulangan Demam Berdarah Dengue 2021-2025, Pemerintah menargetkan angka kasus demam berdarah yaitu kurang dari 49 per 100.000 penduduk pada 2024. Angka tersebut akan menuju nol kasus kematian pada 2030.

“Hal ini bisa diwujudkan melalui upaya promotif dan preventif. Kami terus mengkampanyekan peningkatan kesadaran, pencegahan vektor dan tentunya mempertimbangkan pencegahan inovatif seperti vaksinasi,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Direktorat Jenderal P2P, Kementerian Kesehatan RI, dr. Imran Pambudi, MPHM, di Jakarta, seperti dikutip dari Kantor Berita Antara, Minggu (5/2).

Baca juga:  Bank Mandiri Serahkan Hadiah Pemenang Program Livin'

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan RI melaporkan jumlah kasus dengue di Indonesia mencapai sekitar 710 kasus di dua provinsi pada awal tahun 2023. Hingga pekan keempat 2023, ada 710 kasus yang dilaporkan dari Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta. Dari jumlah kasus tersebut, terdapat enam kasus kematian, dengan indeks rasio 0,85/100.000 penduduk, dan Case Fatality Rate (CFR) 0,26 persen.

Jumlah kasus tersebut dilaporkan dari 50 kabupaten/kota di sejumlah provinsi, di antaranya NTT dan DKI Jakarta. Kasus terbanyak di awal tahun dilaporkan dari tiga daerah di NTT, di antaranya Kabupaten Sikka 95 kasus, Sumba Barat Daya 71 kasus, dan Manggarai Barat 55 kasus.

Baca juga:  Di Jembrana, Anak TK Diduga Meninggal karena DB

Sedangkan jumlah kasus di Provinsi DKI Jakarta dilaporkan dari Jakarta Selatan 44 kasus, dan Jakarta Barat 42 kasus. Lebih lanjut Imran mengatakan bahwa pihaknya menggandeng para pemangku kepentingan terkait vaksinasi demam berdarah, salah satunya dengan perusahaan biofarmasi dari Jepang, Takeda.

Head of Medical Affairs APAC, Takeda, Dr. Choo Beng Goh, mengatakan pihaknya memiliki komitmen kuat dalam melawan demam berdarah melalui pendekatan menyeluruh. Takeda juga mendukung upaya pemerintah untuk mencapai tujuan nol kematian akibat demam berdarah pada 2030.

Baca juga:  Tiga Zona Hijau Bali Diyakini Jadi Pintu Masuk Nusa Penida

“Kami berdedikasi untuk menciptakan akses terhadap vaksin bagi masyarakat luas, bekerja sama dengan tenaga kesehatan dan juga institusi terkait. Kami berupaya membantu membangun kemitraan publik-privat untuk menyatukan upaya bersama dan mendukung program imunisasi nasional ke depan,” katanya.

Choo menambahkan, pihaknya mendukung edukasi tenaga kesehatan sebagai garda terdepan dalam hal pencegahan, deteksi, dan penanganan demam berdarah. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN